Liputan6.com, Jakarta - Salah satu pasar hewan terbesar di Jakarta Pusat, jadi sentral perhatian. Kabar berhembus, penjualan jenis hewan yang dilindungi dalam lingkup terbatas, terjadi di pasar ini.
Salah satu hewan dilindungi yang diduga dipasarkan secara terbatas disini adalah sunda colugo atau lebih dikenal dengan sebutan tando. Hewan ini hampir menyerupai hewan tupai atau lemur, tapi punya sayap untuk terbang.
Menyelidiki lebih dalam, menggunakan sejumlah strategi agar si tando ini muncul ke permukaan. Untuk melihat hewan ini, butuh melalui jalan masuk yang berliku.
Advertisement
Menelan kekecewaan, ternyata bukan hewan yang dicari. Yang disodorkan adalah sugar glider, hewan sejenis tupai yang juga mampu terbang. Menurut si pedagang, hewan terbang ini ternyata bisa dijadikan sebagai obat.
Setelah diubek-ubek isi pasar, hasilnya nihil. Pasar lainnya pun didatangi, tiap isi kandang binatang dipelototi.
Karena belum nampak hasil, perburuan tando dilanjut di sekitaran Kota Tangerang. Dari sini, kicauan soal dimana tando dijual telah didapati.
Lokasi ditemukan, tapi penjual hewan tando ini tak berhasil dijumpai. Beberapa pasar hewan juga telah didatangi, tapi hasilnya kurang memuaskan.
Binatang terbang yang diduga diperjual belikan secara illegal ini, ada di daerah bernama Menes.
Untuk melacak jejak asli tando, tim Sigi Investigasi harus mendatangi daerah Menes, sebuah sudut di ujung barat Pulau Jawa. Lumayan jauh karena ditempuh beberapa jam dari Jakarta.
Apa yang menyebabkan binatang ini kerap kali jadi buruan dan faktor apalagi yang menyebabkan binatang terbang ini menjadi langka? Saksikan selengkapnya dalam tayangan Sigi Investigasi SCTV edisi Sabtu (14/11/2015), di bawah ini. (Nda/Ado)