Liputan6.com, Jakarta - Teror Paris, Prancis yang terjadi pada Jumat 13 November 2015 menawaskan 129 orang, sekitar 200 lainnya terluka. Pemerintah Prancis pun menyatakan keadaan darurat.
Dunia berduka. Kelompok radikal ISIS mengaku bertanggung jawab atas aksi teror Paris. Semua negara mengutuk penyerangan serempak di 6 lokasi berbeda itu. Kejahatan kemanusiaan apapun tidak dapat dibenarkan.
Tak hanya mengutuk, negara-negara pun meningkatkan kewaspadaan dan keamanan pascateror Paris. Tak hanya Prancis, Amerika Serikat, Inggris, Belgia pun meningkatkan pengamanan. Termasuk di Tanah Air.
Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta TNI-Polri meningkatkan keamanan dan kewaspadaan. Meski menyatakan ancaman teroris di Indonesia tidak sebesar di negara Barat, namun kejahatan ini bisa terjadi di mana saja dan kapan pun.
"Serangan di Paris ini efek ISIS, yang arahnya lebih ke utara, dan juga akibat keterlibatan negara-negara Barat menyerang ISIS itu. Jadi lebih banyak ISIS itu membalas dan Indonesia kan tidak ikut terlibat di situ," ujar JK seperti dilansir Antaranews, Minggu 15 November.
JK meminta aparat meningkatkan pengamanan di lokasi vital dan perbatasan. Penjagaan ketat di objek vital dan perbatasan dapat meminimalisasi kemungkinan masuknya orang asing para teroris di Tanah Air.
Menurut JK, pengalaman RI yang pernah diteror aksi bom Bali pada 2002, dapat dijadikan pelajaran menjaga negara agar lebih ketat lagi dari masuknya teroris.
Mantan Ketua Umum Golkar ini menekankan pentingnya radikalisme tidak berkembang di Indonesia. Hal ini untuk mencegah aksi terorisme seperti yang terjadi di Paris.
Baca Juga
Menuruti instruksi JK, Polri pun berupaya menelusuri kemungkinan keterkaitan peristiwa serangan kelompok bersenjata di Paris, dengan jaringan-jaringan teroris di wilayah RI.
"Kami sedang berkoordinasi apakah ada keterkaitannya dengan jaringan-jaringan yang ada di Indonesia," kata Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti.
Instruksi JK kepada Polri langsung dilakukan jajarannnya. Pengamanan di daerah-daerah langsung ditingkatkan. Seperti terlihat di Pelabuhan Gilimanuk, yang melibatkan sejumlah personel dari jajaran Polres Jembrana dan Brimob Polda Bali serta unsur TNI.
Pemeriksaan ini tidak hanya berlaku bagi orang, kendaraan dan barang-barang juga tak luput dari pemeriksaan, mulai dari pos dua, hingga pos KTP. Pemeriksaan juga dilakukan di masing-masing Polsek yang melakukan operasi di jalan raya.
"Sebenarnya itu kegiatan rutin. Namun pascakejadian serangan teroris di Prancis itu, pemeriksaan diperketat. Namun kekuatan masih seperti biasanya, belum ada penambahan personel," ujar Waka Polres Jembrana Kompol AA Rai Laba, Jembrana, Bali, Minggu 15 November.
Polisi juga menyebar personel berpakaian sipil di sejumlah titik yang dianggap rawan, guna mengetahui lebih dini sesuatu yang menimbulkan kerawanan keamanan dan ketertiban nasional.
Kondisi waspada juga dilakukan Jakarta. Sejumlah tempat terkait Prancis kini dijaga ketat. Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian berencana mengundang seluruh duta besar untuk membicarakan antisipasi teror di Ibu Kota.
Namun Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Muhammad Iqbal mengatakan, pertemuan ini sifatnya hanya diskusi biasa. Bukan berarti dengan adanya acara ini, kondisi Jakarta juga ikut berubah menjadi siaga 1.
Segala upaya yang dilakukan jajaran kepolisian, kata Iqbal, sifatnya hanya pencegahan. Pengamanan itu akan melekat 24 jam. Pasukan intelijen juga turut diterjunkan untuk mencegah teror.
Inggris dan AS Siaga
Seorang pejabat senior Inggris mengatakan mereka tengah bekerja keras mencegah rencana teroris menyerang Inggris. Langkah itu diambil setelah Perdana Menteri David Cameron menggelar rapat darurat dengan Komite Cobra membahas dampak aksi teror di Paris, Prancis.
Saat ini polisi di Inggris telah meningkatkan patroli di sekitar 'sasaran empuk', seperti bioskop di ujung barat London, sebagai reaksi langsung terhadap serangan di Paris. Juga akan ada keamanan ekstra di bandara, terutama mereka dengan rute melalui Prancis.
Akan ada keamanan ekstra di acara-acara di mana banyak orang berkumpul, setidaknya dalam jangka pendek. Polisi anti-terorisme di Inggris mengatakan mereka telah bekerja intens untuk mendeteksi ancaman teroris.
Hingga kini pihak intelijen khusus menyatakan belum ada petunjuk adanya ancaman teroris langsung menyerang Inggris. Langkah-langkah yang meningkat di Inggris, sebagian untuk meyakinkan masyarakat bahwa keamanan terjaga.
Tetapi, langkah-langkah tambahan di pelabuhan dirancang untuk membatasi kemungkinan teroris menggunakan Prancis sebagai rute untuk masuk ke Inggris.
Sementara, PM Cameron mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan sejumlah langkah untuk mencegah agar Inggris tidak dimasuki pelaku teror.
Cameron mengatakan apa yang terjadi di Paris adalah tindakan kekerasan terburuk di tanah Prancis sejak Perang Dunia II dan di Eropa selama satu dekade.
Kesiagaan tak hanya dialakukan Prancis dan Inggris, Amerika Serikat juga melakukan hal yang sama. Sejumlah kota-kota besar seperti New York, Boston, dan Chichago meningkatkan keamanannya.
Departemen Polisi New York mengatakan, petugas dari Divisi Counterterrorsm Response Command dan unit spesial lainnya segera dikerahkan ke area-area yang biasa dikunjungi turis. Tidak hanya itu, penjagaaan ketat terjadi di konsulat Prancis di Manhattan.
Gubernur New York Andrew Cuomo memerintahkan petugas keamanan federal, memantau situasi di Paris dan kemungkinan besar implikasinya untuk negara bagian New York. Cuomo juga menekankan komunikasi dengan agen federal ditingkatkan.
Pelabuhan-pelabuhan sepanjang pantai timur AS juga disiagakan. Tak terkecuali jembatan, terowongan bawah tanah dan fasilitas kereta serta kendaraan publik lainnya.
Menteri Pertahanan Dalam Negeri AS Jeh Johnson dalam pernyataannya menyebutkan, kendati pihaknya tahu belum ada ancaman spesifik di AS seperti di Paris, tapi harus tetap waspada.
Selain di kota New York, beberapa kota juga siaga. Di Ibu Kota Washington DC, sejumlah patroli ditambah termasuk di fasilitas milik Prancis.
Di Boston, sejumlah petugas keamanan tampak di beberapa titik. Kota itu pernah diserang oleh serangan serupa pada Boston Maraton April 2013. Pun dengan Chicago, pihak keamanan memperketat pengawasan, terutama di titik-titik banyaknya kerumunan.
Tak hanya itu, pascaserangan di Paris, AS juga menunda semua penerbangan yang menuju negara itu.
Sementara, Prancis sendiri menutup semua perbatasan. Kenati, bandara masih terus beroperasi. Banyak maskapai seperti United, Delta, dan Air France KLM Royal Dutch Airlines masih beroperasi secara normal.
Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan, bandara akan tetap dibuka. Namun, pemeriksaan akan ditingkatkan. Tidak hanya bandara yang masih dibuka, layanan kereta api juga masih terus beroperasi seperti biasa.
Eurostar mengatakan, layanan kereta api antara Inggris dan Prancis akan dijalankan seperti biasa pada Sabtu ini. Namun semua warganya, terutama yang berada di Ibu Kota untuk tidak ke luar rumah.
Aksi Balas Dendam?
Serangan di ibu kota Prancis ini terjadi pada hari yang sama, saat Amerika Serikat mengumumkan serangan mereka telah menewaskan dedengkot ISIS, Jihadi John, yang dikenal sebagai militan kelahiran Inggris. Jihadi John dikenal sebagai juru jagal ISIS.
Serangan kali ini juga terjadi 11 bulan setelah sekelompok pria membunuh 17 orang di seantero Prancis, yang diawali dengan serangan di kantor majalah satir Charlie Hebdo.
Presiden Barack Obama menyebut, Prancis sebagai sekutu tertua AS. Karena itu, rakyat Amerika tahu benar apa yang kini dirasakan seluruh warga Prancis.
Menurut Obama serangan sadis ini tak hanya ditujukan pada warga Paris, tapi warga dunia. "Ini adalah serangan terhadap kemanusiaan dan prinsip-prinsip universal yang kita junjung," kata Obama, Sabtu 14 November.
Anggota Komisi I DPR Sukamta mengatakan, seandainya benar insiden ini dilakukan ISIS, maka ini skenario untuk menciptakan konflik yang lebih besar. Di mana, setelah Rusia diikutkan dengan konflik ISIS di Timur Tengah, giliran Eropa diseret dalam konflik ini.
"Setelah Amerika, Rusia, dan Eropa terseret dengan konflik di Timur Tengah ini, maka tidak menutup kemungkinan negara-negara Asia seperti Indonesia juga akan ditarik untuk terlibat. Kalau benar itu terjadi, pola konflik akan membesar," ujar Sukamta kepada Liputan6.com, Sabtu 14 November 2015.
Karena itu, Sekretaris Fraksi PKS di DPR itu meminta agar masyarakat dan pemerintah lebih bersatu dan bersiap memberantas terorisme. Menurut dia, bisa saja RI dijadikan seperti Paris, kalau kita tidak serius untuk mencegah terorisme.
"Maka ini juga tantangan bagi Indonesia sebagai negeri dengan jumlah muslim terbesar, apakah kita hanya akan menjadi pelanduk dalam skenario konflik global ini?" pungkas Sukamta. (Rmn/Ado)Â Â Â Â Â Â