Liputan6.com, Yogyakarta - Sebanyak 7Â serangan di 6 lokasi meneror Paris, Prancis, Jumat 13 November 2015 malam waktu setempat. Kejadian itu membuat seluruh warga dunia terkejut, termasuk Indonesia. Tak ingin terulang, pengamanan di sejumlah tempat yang berhubungan dengan Prancis diperketat.
Salah satu tempat itu adalah Lembaga Indonesia Prancis (LIP) Yogyakarta. Sejak teror yang merenggut nyawa lebih dari 120 orang tersebut, LIP meminta bantuan Kepolisian untuk memperketat keamanan.
Bagian Humas LIP Yogyakarta, Retno mengatakan, teror di Paris menorehkan luka pada seluruh warga dunia, khususnya warga Prancis. Dia tidak ingin kejadian itu terulang.
Walaupun, lanjut dia, LIP masih dalam keadaan aman dan tidak pernah mendapat teror.
"Masih aman sih, tapi ada penambahan keamanan ya. Kita dijaga polisi kita minta bantuan 4 personel polisi pariwisata. Sampai besok," ujar Retno saat dihubungi, Senin (16/11/2015).
Pascateror Paris, LIP Yogyakarta menggelar doa bersama yang diikuti seluruh karyawan. Doa bersama ini sebagai bentuk belasungkawa atas peristiwa itu. Acara tersebut dipimpin oleh Direktur IFI-LIP Yogyakarta Christine Moerman.
"Barusan tadi kita melakukan doa bersama berkabung selama 10 menit. Diikuti seluruh karyawan LIP Yogya," kata Retno.
Baca Juga
Data resmi otoritas Prancis menyebutkan, 129 orang tewas, sekitar 352 korban luka yang 99 orang di antaranya dalam kondisi kritis. Sedangkan 1 dari 7 penyerang teridentifikasi bernama Omar Ismail Mostefai. Sementara, 6 orang yang diduga mempunyai keterkaitan dengan pelaku telah ditahan.
"Di antara 6 orang itu adalah ayahanda Mostefai, kakak dan kakak iparnya," beber sumber kepolisian dan kejaksaan, seperti dilansir AFP.
Pemerintah Prancis telah menyatakan 3 hari berkabung atas meninggalnya 129 korban serangan teroris di beberapa bagian kota. Kelompok Negara Islam Suriah dan Irak atau ISIS pun telah mengklaim sebagai penanggung jawab teror di Paris. (Bob/Mvi)