Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPR Setya Novanto mengaku pernah bertemu dengan perwakilan pejabat PT Freeport Indonesia. Pada pertemuannya tersebut, pria yang akrab disapa Setnov ini mengaku selalu menyampaikan apa yang pernah ia bicarakan dengan Presiden Jokowi.
"Saya pernah kedatangan beliau (PT Freeport Indonesia) dan saya harus menyampaikan secara jelas apa yang telah disampaikan Presiden kepada saya," kata Setnov di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (17/11/2015).
Menurut dia, hal yang disampaikannya terkait dengan masalah bagi hasil dan Corporate Social Responsibility (CSR) PT Freeport kepada masyarakat Papua.
"Apa yang jadi kepentingan rakyat, tentu ini menjadi hal yang harus saya sampaikan. Apalagi Presiden dan Wapres sangat perhatian khususnya yang berkaitan dengan masalah bagi hasil dan CSR yang khusus untuk kepentingan rakyat dan khusus rakyat papua," ujar Setnov.
"Jika saya membawa nama beliau, yang bersangkutan (Presiden dan Wapres), tentu saya harus berhati-hati," sambung dia.
Politikus Partai Golkar inipun mengingatkan, sebagai Pimpinan DPR, dia tidak mungkin meminta 'jatah' saham yang disebut-sebut akan dibagikan ke para petinggi negara dalam negosiasi perpanjangan kontrak dengan PT Freeport Indonesia.
"Berkaitan dengan saham harus hati-hati dan harus dinilai dan tidak gampang untuk diberikan. Perusahaan Amerika keluar Rp 100 ribu saja itu betul-betul harus dilaporkan, apalagi jumlah jumlah yang besar, apalagi saham," jelas Setnov.
Baca Juga
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said melaporkan politikus Senayan berinisial SN yang diduga Setya Novanto ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR, karena diduga mencatut nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Pencatutan nama pimpinan negara itu terkait negosiasi perpanjangan kontrak dengan PT Freeport Indonesia.
Setnov mengaku tidak pernah bertemu secara khusus dengan Menteri ESDM Sudirman Said. Oleh karena itu, dia meminta kepada publik untuk menanyakan langsung kepada Sudirman Said terkait politisi Senayan berinisial SN tersebut.
"Silakan tanya Pak Sudirman, saya tidak pernah ketemu Pak Sudirman secara khusus dan masalah yang berkaitan dengan ini," tandas Setnov. (Bob/Mut)