Sukses

Syaiful Bahri PKB: Ada 1.000 WNI Direkrut ISIS

Namun, anggota Komisi I DPR Syaiful Bahri Anshori meyakini Indonesia tidak akan menjadi target teroris seperti di Paris, Prancis.

Liputan6.com, Jakarta - Serangan teroris di Kota Paris, Prancis yang menewaskan 150 orang lebih dan 300 lainnya luka-luka pada Jumat malam 13 November lalu menjadi perhatian masyarakat dunia, termasuk Indonesia.

Tak terkecuali anggota Komisi I DPR Syaiful Bahri Anshori yang mengungkapkan keprihatinannya. Sebab, Prancis yang dikenal memiliki proteksi yang tinggi saja masih bisa kebobolan.

"Bayangkan saja, Prancis yang negaranya begitu secure (aman) dan ketat terhadap pendatang dan paham-paham radikal, bahkan teknologi canggih, justru kebobolan," ucap Syaiful di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (17/11/2015).

Kendati demikian, Sekretaris Dewan Syura DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini juga mengingatkan negara-negara Eropa dan Barat agar mawas diri dan tidak terus-terusan bersikap hipokrit.

"Dengan dalih membasmi terorisme atas nama negara, mereka (Eropa dan Barat) jangan selalu membuat kekacauan di negara-negara Islam dan negara berkembang. Padahal tindakan mereka itu sama dengan tindakan terorisme," tutur politikus PKB tersebut.

Serangan di Paris tersebut, menurut Syaiful, bisa jadi salah satu satu bentuk akumulasi kejenuhan kelompok-kelompok tertentu dari negara-negara korban invasi Eropa dan Barat.

Lantas mungkinkah Indonesia menjadi target operasi teroris? Anggota Komisi I DPR yang membidangi pertahanan dan luar negeri ini meyakini Indonesia tidak akan menjadi target teroris seperti di Prancis.

"Indonesia ini kebijakan politik Internasionalnya kan non-blok. Sejauh kebijakan luar negeri Indonesia tidak mengusik ketentraman bangsa-bangsa lain dan berteman dengan semuanya. Semua akan baik-baik saja," papar Syaiful.

ISIS Rekrut WNI

Hanya saja Syaiful mengingatkan Kementerian Luar Negeri agar selalu memonitor keberadaan warga negara Indonesia (WNI) yang berada di luar negeri, terutama para tenaga kerja Indonesia (TKI).

"Meski Indonesia tidak menjadi target terorisme, tapi sangat mungkin banyak WNI yang direkrut masuk jaringan mereka. Saya mendapat informasi, pola rekrutmen ISIS (kelompok Negara Islam Irak dan Suriah) terhadap WNI itu sekarang dilakukan di luar negeri," beber Syaiful.

Targetnya imbuh dia, adalah WNI yang bekerja di luar negeri. Sebab Indonesia saat ini sudah ketat.

"Informasi yang masuk ke saya sudah sekitar 1000-an WNI yang direkrut ISIS di luar negeri sana. Jadi Menlu (Retno LP Marsudi) harus terus koordinasi dengan Polri dan TNI," tandas Syaiful Bahri Anshori. (Ans/Mut)