Liputan6.com, Jakarta - Politikus Partai Hanura Miryam S Haryani menyesalkan tindakan Menteri ESDM Sudirman Said yang membuat heboh publik di tengah santernya isu reshuffle atau perombakan kabinet jilid II.
Sudirman sebelumnya melaporkan anggota DPR pencatut nama Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang berinisial SN, ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD).
Menurut Miryam, sebagai negarawan seharusnya Sudirman tahu apa yang harus dilakukan tanpa harus membuat gaduh terhadap oknum anggota DPR tersebut.
"Saya mendukung upaya pelaporan ke MKD, tapi kenapa harus bikin ribut dan bikin gaduh. Ini kan sebuah tindakan yang sangat tidak negarawan," kata Miryam di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (17/11/2015).
Miryam meyakini, sebetulnya menteri Sudirman sudah tau apa yang harus dia lakukan tanpa harus membuat geger republik ini.
Anggota Komisi V DPR ini justru menduga, Sudirman Said sedang melakukan 'akrobatik‎' politik untuk menutupi jika dirinya belum bisa bekerja sesuai instruksi Presiden Jokowi.
‎"Sangat dimungkinkan akrobatik ini hanya dijadikan alat untuk menutupi ketidakberhasilannya di kementerian ESDM," ujar dia.
Sebagai partai pendukung pemerintah, Miryam menuturkan, sebaiknya antarlembaga negara bisa saling menjaga nama nama baiknya.
Jika ada suatu kekeliruan, kata Srikandi Hanura ini, sebaiknya jangan langsung dipublikasi dengan sengaja membuat teka-teki dengan enggan membeberkan siapa oknum yang dimaksud.
Untuk itu, Miryam berharap agar Jokowi bisa melakukan evaluasi para menterinya yang kerap m‎elakukan kegaduhan publik.
"Sebaiknya antarlembaga bisa saling menjaga marwah dan martabat lembaga negara," tutur Miryam.
Seringkali, kata dia, ada beberapa menteri Jokowi yang suka bikin kegaduhan dulu baru disikapi sesuai aturan yang berlaku.
"Jadi seperti mencari sensasi dan pencitraan. Sebaiknya Jokowi menertibkan para pembantunya yang suka bikin gaduh," pungkas Miryam. (Dms/Ron)
Miryam Hanura: Bikin Gaduh, Menteri ESDM Tidak Negarawan
Sebaiknya Jokowi menertibkan para pembantunnya yang suka bikin gaduh dan tidak bersikap sebagai negarawan.
Advertisement