Sukses

Bogor Waspada Diterjang Puting Beliung, Banjir dan Longsor

Saat musim hujan, sebagian besar wilayah Bogor beresiko bencana.

Liputan6.com, Bogor - Setelah dilanda kekeringan akibat kemarau panjang, kini bencana alam mengancam warga Bogor, Jawa Barat. Apalagi setiap musim hujan, wilayah Bogor tidak luput dari bencana angin puting beliung, longsor dan banjir bandang.

"Setiap musim hujan terjadi kasus bencana. Namun kasus paling menonjol bencana longsor. Sebab usai kemarau panjang, rekahan tanah yang kering berpotensi longsor ketika diguyur hujan," kata Budi Aksomo Kepala Seksi Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Bogor, Selasa (17/11/2015).

BPBD Kabupaten Bogor mencatat, tahun 2014 ada 161 kejadian tanah longsor dan banjir 43 kejadian. Sedangkan Januari hingga pertengahan November 2015, tercatat ada 89 kejadian tanah longsor dan 20 kejadian banjir, serta 4 kejadian puting beliung.

Budi mengatakan, dari 40 kecamatan, terdapat 27 kecamatan rawan bencana longsor, banjir dan angin puting beliung. "Dari 27 kecamatan dibagi menjadi 2 zona, yakni zona merah dan kuning," kata dia.

Untuk zona merah atau beresiko tinggi longsor ada di 4 kecamatan yaitu Kecamatan Leuwiliang, Cigombong, Nanggung dan Sukamakmur.


Sementara bencana longsor dan banjir dengan kategori berisiko sedang atau zona kuning terdapat di 23 kecamatan, di antaranya Cigudeg, Rumpin, Babakan Madang, Caringin, Pamijahan, Cisarua. "Potensi terjadinya longsor di Cigudeg dan Rumpin ada di area pertambangan," ujar Budi.

Selain itu, ada 3 wilayah yang berpotensi terjadinya pergerakan tanah di lokasi yang padat penduduk. Yakni di Kecamatan Cigudeg, Sukamakmur, dan Sukajaya.

Sementara potensi angin puting beliung berada di Kecamatan Ciomas, Tamansari dan Dramaga. "Potensi bencana ada di wilayah selatan, barat, dan timur Kabupaten Bogor. Meskipun di wilayah utara dan pusat perkotaan ada bencana, namun relatif kecil," kata Budi.

Bupati Bogor Nurhayanti menyatakan, untuk mengurangi resiko bencana alam, pihaknya telah melakukan kesiapsiagaan bencana berbasis masyarakat dengan melakukan sosialisasi di daerah rawan bencana.

"Apabila ada tanda-tanda akan terjadi bencana dan saat bencana, mereka sudah siap. Saya juga sudah meminta camat dan kepala desa untuk bertindak cepat melaporkan jika ada kejadian," ujar Nurhayanti. (Nil/Ali)