Sukses

Setya Novanto: Tak Mungkin Saya Minta Saham ke Freeport

Setya mengatakan pertemuan dengan bos Freeport memiliki tujuan yang baik.

Liputan6.com, Jakarta Ketua DPR Setya Novanto membantah bahwa dia meminta saham kepada PT Freeport Indonesia dengan mencatut nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Pertemuannya dengan bos perusahaan tambang itu dinilai hanya untuk mengetahui bagaimana masalah perpanjangan kontrak karya dan lainnya.

"Saya tahu kapasitasnya memang cuma ingin tahu waktu bertemu itu. Hati-hatilah kepada saya. Hati-hati bahwa soal Freeport ini kan kepentingan jauh. Jadi, kalau saya dibilang saya minta saham itu enggak mungkin," kata Setya di kediamannya, Jakarta, Rabu (18/11/2015).

Menurut Setya, dia tidak akan meminta saham kepada Freeport karena dia menghormati kode etik baik yang ada di Indonesia dan Amerika.

"Yang kita kenal itu adalah peraturan foreign corruption practice act itu aturanya tentang transparansi masalah penyuapan dan korupsi. Dalam investasi baik di amerika maupun luar amerika," ujar dia.

Sehingga, lanjut Setya, untuk menentukan saham harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Di mana harus ada kontrol publik.

"Jadi, diketahui betul-betul ini dari mana orang ini beli saham? Harus ada rapat, RUPS dulu waduh panjang kalau saya lihat susah sekali itu. Susah sekali pembelian saham-saham Freeport itu. Kita sekarang saja sudah 40 tahun, saham baru 9 persen pemerintah. Jadi menurut saya, saya nggak mungkinlah (minta saham)," ujar dia.

Sehingga, Setya pun menyayangkan adanya rekaman pembicaraan itu. Sebab, ujar dia, pertemuan dirinya dengan bos Freeport memiliki tujuan yang baik.

"Namun yang saya lihat tidak tahu ya, saya juga belum lihat rekamannya. Saya merasa ini kayak blackmail  juga begitu, diedar-edarkan. Saya begini juga Ketua DPR, kok sampai tega memblackmail begitu. Saya enggak ngerti juga apa motif dan tujuannya," ujar Setya. (Nil/Ali)