Liputan6.com, Jakarta - Laporan seorang penumpang Lion Air terkait adanya tawaran pramugari janda dan suara desahan di kokpit menggegerkan dunia penerbangan Tanah Air. Diduga hal itu terjadi karena pilot mengalami stres.
Ketua Penerbangan Berjadwal Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (Indonesia National Air Carriers Association/INACA) Bayu Sutanto menilai kejadian pilot Lion Air yang menawarkan pramugari janda kepada penumpang di muka publik sebagai sebuah kesalahan fatal seorang kru pesawat.
"Itu stres kali pilotnya. Kalau dugaan saya, itu pilot mungkin pacaran dengan pramugari janda itu, tapi cintanya bertepuk sebelah tangan. Lalu patah hati dan bertindak di luar kewajaran," ujar Bayu saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Kamis (19/11/2015).
Jika terbukti benar si pilot melakukan tindakan asusila, Bayu secara tegas meminta kepada maskapai Lion Air agar memecat pilot tersebut. "Karena sudah mengganggu kenyamanan penumpang. Jadi perusahaan harus mengeluarkannya dan kejiwaannya diperiksa ke psikiater," kata Bayu.
Baca Juga
Adalah Lambertus Maengkom yang melaporkan kejadian yang dialaminya saat terbang bersama Lion Air pada 14 November 2015. Ia menuliskan unek-uneknya di laman bandara.web.id pada 15 November 2015 pukul 10.46.
Dalam tulisannya itu, Lambertus membeberkan tingkah laku sang pilot yang menawarkan pramugari berstatus janda kepada penumpang sebagai kompensasi atas terlambatnya pesawat tersebut mengudara. Tak hanya itu, ia juga mengungkap adanya suara desahan dari dalam kokpit yang terdengar di kabin lewat pengeras suara.
Direktur Umum Lion Air Edward Sirait mengatakan saat ini pihaknya tengah melakukan investigasi terhadap laporan adanya desahan di kokpit. "Kami sedang melakukan investigasi soal laporan penumpang itu, jadi kami belum bisa mengambil kesimpulan," kata Edward ketika dihubungi Liputan6.com di Jakarta.
Menurut Edward, manajemen perusahaan tengah melakukan sejumlah konfirmasi kepada krunya yang berada dalam pesawat itu. Selain itu, Lion Air juga masih membutuhkan keterangan dari beberapa penumpang yang saat itu turut dalam pesawat.
"Kita tidak bisa dengar dari satu orang, kita butuh waktu. Kita baru menerima laporan dari penumpang," ucap Edward. (Mut)**
Advertisement