Sukses

Menteri LHK: Normalisasi DAS Ciliwung Belum Efektif

Menurut Menteri Siti Nurbaya, DAS Ciliwung belum mampu mencegah terjadinya banjir di Jakarta dan wilayah sekitarnya saat musim hujan.

Liputan6.com, Bogor - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengecek hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung. Siti mengakui bahwa penanggulangan banjir di hulu DAS Ciliwung belum efektif, sehingga belum mampu mencegah terjadinya banjir di Jakarta dan wilayah sekitarnya saat musim hujan.

"Harusnya tahun ini lebih baik dari tahun lalu cara kita menangani banjir dan potensi banjir," kata Siti saat meniinjau Bendung Katulampa, Bogor, Jawa Barat.

Sebab, menurut Menteri LHK, program penanganan di hulu sudah dilakukan secara lebih serius di tahun 2015 ini baik oleh pemerintah pusat, provinsi hingga pemerintah kota/kabupaten Bogor.

Di sepanjang hulu Ciliwung, menurut Siti, terdapat dam penahan arus air atau beronjong sebanyak 50 unit. Kemudian telah dibuatnya sumur resapan dan lubang biopori oleh pemerintah pusat maupun daerah.


Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengecek Bendung Katulampa, Bogor, Jawa Barat. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

"Harusnya sih ini bisa menahan agar air tidak turun semua ke sungai, jadi tidak dahsyat sehingga sampai banjir di Jakarta seperti yang terjadi kemarin-kemarin," ujar Menteri LHK..

Berdasarkan hasil peninjauan dimulai dari Stasiun Pengamatan DAS di Kecamatan Tugu Selatan, Kabupaten Bogor, kemudian dilanjutkan ke Bendung Katulampa, ada beberapa titik lokasi di aliran sungai terdapat tembok penahan tanah sudah retak hingga roboh dan perlu dirapikan.

"Namun yang penting agar air tidak mengalir semua ke sungai, pemerintah pusat dan daerah intens membuat sumur resapan dan lainnya di DAS Ciliwung. Seperti apa yang dilakukan Gubernur DKI dengan membangun waduk dapat menjadi contoh," papar Siti.

Bila debit air naik, sambung Menteri LHK, maka aliran sungai ke hilir dipenuhi sampah yang dibuang dari hulu. Karena itu, peran pemerintah daerah sangat diperlukan dalam mengendalikan perilaku masyarakat, utamanya yang tinggal di bantaran sungai dalam membuang sampah. (Ans/Mar)