Liputan6.com, Jakarta - Polisi menduga penembakan ruang staf khusus gedung Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada Kamis, 10 September 2015 bukanlah aksi teror, melainkan kejahatan jalanan biasa dengan motif yang tidak kuat.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Mohammad Iqbal mengatakan sejauh ini penyidik belum menemukan indikasi adanya permasalahan antara pihak internal ESDM dengan pelaku.
"Dugaan ini pelaku yang ada kaitannya dengan street crime. Belum ada kaitannya dengan pejabat yang diperiksa. Bisa saja ini orang iseng," kata Iqbal di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (20/11/2015).
Iqbal menjelaskan dari pemeriksaan selongsong dan analisis lokasi kejadian yang dilakukan Pusat Laboratorium Forensik (Pusabfor) Polri, pelaku diduga menggunakan senjata rakitan laras panjang karena alur selongsong tidak beraturan.
Baca Juga
"Hasil pemeriksaan dari laboratorium forensik sudah keluar. Katanya pakai senjata laras panjang, diduga rakitan juga. Alur selongsong tidak beraturan. Dari bekas tembakan juga kekuatannya lemah, tidak seperti punya pabrikan," Iqbal menjelaskan.
Meski sudah membuat kesimpulan sementara, Iqbal menambahkan, penyidik tetap akan mengusut tuntas kasus penembakan misterius ini dengan mendalami motif dugaan konflik antara pelaku dengan staf internal Kementerian.
"Polisi masih bekerja untuk menuntaskan kasus ini. Apa ini ada kaitannya dengan orang dalam atau tidak," kata Iqbal.
Kamis, 10 September 2015, ruang staf ahli Kementerian ESDM Widyawan Prawiraatmadja ditembak orang tak dikenal. Timah panas menembus kaca kantor Prawira dan meninggalkan bekas lubang.
Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi menduga pelaku membidik dari jembatan layang Kuningan arah Tanah Abang-Casablanca. Saat kejadian ruangan kosong, sehingga insiden ini tak memakan korban. (Rmn/Mvi)**