Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa dalam beberapa hari ini dunia dikejutkan oleh kabar duka dari aksi kekerasan yang terjadi di beberapa Negara. Untuk itu, Jokowi meminta dilakukan kerjasama yang lebih baik di bidang implementasi ASEAN Convention on Counter Terrorism.
"ASEAN perlu meningkatkan kerjasama intelejen dan melakukan kerjasama dalam perkuat peraturan hukum," ujar Jokowi ketika memberikan intervensi pada Persidangan Pleno KTT ke-27 ASEAN di KLCC, Kuala Lumpur Malaysia dan disebarkan melali siaran pers dari Tim Komunikasi Presiden, Ari Dwipayana.
Selain isu terorisme, Jokowi juga menyoroti penanganan migrasi irregular dan Laut China Selatan. Khusus mengenai Laut China Selatan, Jokowi menekankan bahwa perdamaian dan keamanannya harus tercipta dan hukum internasional harus dihormati.
Dalam kesempatan ini, Jokowi juga mengingatkan bahwa 2015 merupakan tahun penting bagi ASEAN di mana masyarakat ASEAN akan mulai dijalankan.
"Kita akan menjadi satu masyarakat, kebersamaan harus dikedepankan dan kerjasama harus ditonjolkan," ucap mantan Wali Kota Solo itu.
Baca Juga
Di saat yang sama Jokowi juga menyampaikan, saat ini semua negara ASEAN sedang menuju masyarakat ASEAN 2025. Maka ASEAN harus mampu menjaga kesatuan dan sentralitas di mana dinamika kawasan akan semakin tinggi.
"Tanpa kesatuan dan sentralitas ASEAN, kawasan ini akan menjadi perebutan pengaruh kekuatan besar dan ASEAN harus mampu menghadirkan perdamaian dan kestabilan kawasan," ujar dia.
ASEAN, kata Jokowi juga harus mampu menjadi organisasi yang lentur dan efisien. Melalui proses efisiensi, pertemuan harus terus dilakukan dan mekanisme untuk tanggap secara cepat dan tepat terhadap perkembangan dunia harus diperkuat.
"ASEAN harus dapat memberikan kontribusi terhadap penyelesaian masalah dunia dan ASEAN must be part of problem solver," kata Jokowi. (Nil)