Sukses

Effendi Simbolon: Langkah Menteri ESDM Senjata Makan Tuan

Effendi mengatakan Sudirman tidak menyadari bahwa ia sedang masuk dunia pertempuran politik

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon memprediksi usia Sudirman Said sebagai menteri di Kabinet Kerja tak lama lagi terlepas dari dirinya berseteru dengan Ketua DPR RI Setya Novanto.

Effendi menilai dari sisi subjektivitas dan objektivitas, Sudirman tidak lagi mumpuni memikul tanggung jawab sebagai orang nomor 1 di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Politisi PDI Perjuangan ini pun melihat Sudirman terjebak sendiri dalam 'permainan' yang diciptakannya.

"Dia mah nggak perlu dilaporkan ke polisi, sudah pasti gone (pergi). Pasti. Dari objektivitas, subjektivitas pasti gone. Dia kan bagian dari eksekutif, pembantunya presiden, ngapain dia laporin majikan lembaga lain. Akhirnya senjata makan tuan, blunder. Buat apa dia 'bunuh' Novanto," ujar Effendi usai acara diskusi bertajuk 'Freeport Bikin Repot' di Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Sabtu 21 November 2015.

 



Effendi mengatakan Sudirman tidak menyadari bahwa ia sedang masuk dunia pertempuran politik, di mana saat dia salah melangkah maka kredibilitasnya sebagai pejabat pemerintah akan berakhir.

Dalam dunia politik semacam ini, kata Effendi, hukum alamnya adalah mengambil resiko untuk mendapatkan peluang. Namun Effendi enggan menjelaskan lebih lanjut maksud dari kata-katanya.

"Ini kill or to be killed (membunuh atau dibunuh). Kalau nggak kamu yang 'hilang' , saya yang 'hilang'. Namanya risk taker (pengambil resiko), kan getting more revenue (mendapatkan pendapatan lebih). Kalau kamu nggak ambil resiko kan kamu nggak punya peluang. Life is opportunity (Hidup adalah kesempatan)," jelas Effendi.

Dia mengatakan isu mengenai polemik PT Freeport Indonesia ramai diperbincangkan di dunia internasional. Karena pada dasarnya Freeport tidak pernah menceburkan diri dalam permainan kotor seperti menjebak seseorang melalui rekaman dan menjatuhkan seseorang dengan cara-cara semacam itu. Sementara hal itu dilakukan oleh Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin.

"Ini di luar negeri ramai (diperbincangkan) loh. Karena si Freeport sebenernya nggak seperti itu. Saya pernah beberapa kali ke sana. Freeport tidak pernah melakukan hal seperti itu. Dia jadi good boy saja selama ini," tutup Effendi. (Ron/Vra)