Sukses

Penyelundup Narkoba Modus Baru Lolos Sinar X Dibekuk

Mereka mengelabui petugas bea cukai di bandara seolah-olah hanya mengirimkan sparepart generator listrik.

Liputan6.com, Jakarta - Tim jajararan Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya berhasil membongkar penyelundupan narkoba dengan modus baru. ‎Narkoba jenis sabu seberat 26,4 kilogram itu dimasukkan ke dalam sparepart generator listrik berbentuk piston.

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian mengatakan, modus operandi penyelundupan narkoba ini terbilang baru. Mereka mengelabui petugas bea cukai di bandara seolah-olah hanya mengirimkan sparepart generator listrik. Padahal di dalamnya terdapat puluhan kilogram sabu.

"‎Ini modus operandinya menarik. Melalui kargo pesawat, sabu dimasukkan ke dalam piston. Yang kecil bisa muat 3 kilogram. Ini (piston) sangat tebal, bisa mengelabui sinar x-ray. Motongnya juga harus pakai mesin bubut," ujar Tito di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (23/11/2015).

Pengungkapan kasus ini bermula dari informasi terkait penyelundupan narkoba jenis sabu yang dikemas melalui sparepart generator listrik oleh jaringan internasional China-Jakarta. Polisi kemudian mendapat data akurat soal salah satu anggota sindikat yang mempunyai kios di Apartemen Laguna, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara.

"Hasil observasi dan penyelidikan, kios tersebut ‎dijadikan sebagai gudang penyimpanan sabu," tutur dia.

2 dari 2 halaman

Ringkus

Polisi kemudian bergerak cepat dan berhasil meringkus 5 tersangka di Newton Karaoke Hotel Club, Mangga Besar, Jakarta Barat pada Rabu 18 November 2015. 4 Tersangka, yakni LCS, SYT, HSY, dan WYC yang merupakan warga negara Taiwan. Sedangkan 1 lainnya, CCC merupakan warga negara Indonesia (WNI).

"Polisi kemudian menggeledah kios di Apartemen Laguna. Ditemukan 12 piston, masing-masing di dalamnya berisi 1 bungkus plastik sabu berbentuk kristal putih‎ seberat 2,2 kilogram. Jadi total semua ada 26,4 kilogram sabu," beber Tito.

Tito mengakui, modus penyelundupan tersebut terbilang cukup rapi. Para penjahat selalu mempunyai cara baru untuk mengelabui petugas.

"Dari dulu ada istilah, penjahat selalu lebih di depan dari aparat. Mereka selalu memodifikasi bentuk baru. Mereka mempelajari titik lemah petugas. Ini salah satunya dengan piston, karena di dalamnya tidak tembus sinar x-ray," ucap Tito.

Mantan Kapolda Papua itu pun meminta agar petugas bea dan cukai di bandara maupun pelabuhan lebih jeli terhadap keluar-masuknya barang.

"Pesan untuk bea cukai, agar lebih hati-hati dan waspada. Jangan sampai pelaku berhasil bobol kita," pungkas Tito. (Ndy/Mut)

Video Terkini