Sukses

3 Burung Dilindungi Koleksi Tarekot Malang Mati

Pihak Tarekot mengakui satwa koleksi rentan terserang penyakit dan mudah stres. Penyebabnya, kondisi Tarekot yang sudah tak layak.

Liputan6.com, Malang - Sebanyak 3 satwa dilindungi koleksi Taman Rekreasi Kota (Tarekot) Malang, Jawa Timur, mati. Ketiga satwa itu yakni 2 ekor merak hijau (pavo muticus) dan seekor nuri kepala hitam (lorius lorry).

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Tarekot Malang, Sri Wahyuni mengatakan tim dokter hewan dari Bidang Peternakan Dinas Pertanian Kota Malang telah melakukan autopsi untuk mengetahui penyebab kematian 3 ekor burung itu.
 
"Merak hijau dan nuri kepala hitam itu mati dalam waktu berbeda, tapi semua terjadi di tahun ini. Sudah diautopsi dan visum, penyebab kematiannya karena infeksi saluran pernafasan," kata Sri Wahyuni di Malang, Senin (23/11/2015).

Dia mengakui satwa koleksi Tarekot rentan terserang penyakit dan mudah stres. Penyebabnya, kondisi Tarekot yang sudah tak layak. Apalagi area taman yang berada persis di belakang kantor Wali Kota Malang ini juga menjadi lokasi parkir banyak kendaraan dinas Pemkot Malang.

"Kondisinya Tarekot sebenarnya tak layak, terlalu bising dan banyak asap kendaraan," ujar Sri.
 
Tarekot mengantongi izin konservasi dari Menteri Kehutanan sejak 2007. Namun, izin itu dicabut sejak 2013 lantaran tak mampu memenuhi sejumlah persyaratan dalam Peraturan Menteri Kehutanan (PMK) Nomor P.01/Menhut-II/2007 tentang Perubahan PMK Nomor P.53/Menhut-II/2006 tentang Lembaga Konservasi.

Seharusnya, seluruh satwa koleksi Tarekot dikembalikan ke Badan Konservasi dan Sumberdaya Alam (BKSDA) Jawa Timur. Namun belum semua satwa itu dipindah atau dikembalikan.

"Kami tak bisa memenuhi sejumlah syarat mulai seperti tak ada dokter hewan, tak bisa memperluas area dan pendanaannya. Kami sudah koordinasi lagi dengan BKSDA, rencananya dua bulan lagi akan diambil semua," ungkap Sri.

Saat pertama kali mengantongi izin konservasi, Tarekot memiliki 103 hewan terdiri dari 33 spesies yakni 6 ekor jenis mamalia, 2 ekor jenis primata, 24 ekor jenis aves (burung), seekor ular sanca.

Pada 2010 silam, 5 hewan di antaranya yakni seekor kijang dan 4 elang mati.

Sementara awal 2012, bayi kijang mati saat proses persalinan. Saat ini, koleksi Tarekot tersisa 18 ekor burung dilindungi dan seekor kera ekor panjang.
 
Kepala BKSD Provinsi Jawa Timur, Sunandar mengaku belum mendapat informasi mengenai matinya sejumlah satwa di Tarekot Malang. "Saya sama sekali belum mendapat informasi. Coba nanti saya cek dulu ke staf saya. Sekarang saya masih ada rapat," kata Sunandar. (Bob/Mut)