Liputan6.com, Jakarta - Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) memeriksa Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok hingga 9 jam. Materi pemeriksaan seputar prosedur pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras oleh Pemprov DKI, yang dianggap merugikan negara Rp 191 miliar lebih.
Saat pertama kali menginjakkan kaki di Gedung BPK, Ahok terlihat sedikit emosi lantaran juru kameranya tidak diperbolehkan merekam proses pemeriksaan. Namun usai diperiksa, sikap Ahok melunak. Ia justru berterima kasih kepada auditor karena dinilai banyak memberikan pencerahan.
"Saya berterima kasih kepada BPK. Jadi sore ini saya belajar banyak, dapat informasi banyak, yang tadinya saya nggak pernah tahu," ungkap Ahok di Gedung BPK RI, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Senin (23/11/2015).
Baca Juga
Dia mengatakan sepanjang pemeriksaan BPK, auditor mengevaluasi prosedur pembelian lahan RS Sumber Waras. Ahok menganggap pemeriksaan ini lebih sebagai mata kuliah, sebab ia jadi banyak tahu dan mengerti letak permasalahan dugaan korupsi.
Intinya, bermasalah dalam hal administrasinya. Ia pun merasa diperdaya oleh para Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menggarap proyek RS Sumber Waras tersebut.
"Jadi banyak hal-hal manajemen yang salah, administrasi yang salah yang saya tidak pernah tahu sebelumnya. Tapi setelah kuliah dengan auditor jadi kayak kuliah, kita dengerin, jadi kita ngerti," kata Ahok.
"Oh gila juga ya ternyata, administrasi DKI ini buruk sekali. Baru saya ngerti, makanya baru ngerti wah ini dikadalin kita nih. Baru saya ngerti betapa buruknya administrasi DKI. Nah, ini auditor sambil ngomong, ngajarin," pungkas Ahok. (Rmn/Ado)