Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK hari ini. Namun tidak seperti tamu pada umumnya, dia datang ke kantor Wapres melalui pintu belakang.
Luhut keluar dari kantor Wapres pukul 16.25 WIB, ditemani Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Sofyan Wanandi. ‎Saat dikonfirmasi, mantan Kepala Staf Presiden itu membantah membahas kasus pencatutan nama Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla.
"‎Enggak ada. Kita enggak ada urusan dengan itu. Enggak usahlah, itu lebih baik kita ngomongin republik ini gimana," kata Luhut di Kantor Wapres, Jakarta, Selasa (24/11/2015).
Advertisement
Terkait sikap sembunyi-sembunyi menemui JK, menurut Luhut, tidak ada hal yang perlu dibesar-besarkan. Ia beralasan parkir di belakang karena sudah terlambat.
"‎Sudahlah kok curiga-curiga saja. Saya malah terlambat setengah jam karena terlambat dengan presiden," tutur dia.
Lantas, apa pembicaraan Luhut dengan JK? "‎Saya menyampaikan hasil pertemuan dengan Deputi PM Singapura, tentang Flight Information Region."
"Kedua soal ratifikasi perjanjian pertahanan dan ekstradisi dengan Singapura dan soal asap," imbuh Luhut‎.
Baca Juga
Jangan Buat Heboh
Luhut meminta agar kasus pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden tidak dibuah heboh. Dia menegaskan tidak ada pencatutan nama. Dalam kasus itu pula, beredar transkrip rekaman yang menyebut ada nama Luhut.
"‎Enggak ada itu pencatutan. Kita lihat saja dulu. Ngapain kita heboh-heboh, tenang-tenang saja. We'll be okay. Jangan lanjut heboh," kata dia.
‎Terkait digelarnya sidang etik di Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD), Luhut enggan berkomentar. Menurut dia tidak ada waktu mengurusi masalah tersebut.
"Enggak tahu. Saya enggak mau ngurusin. Enggak ada waktu," tegas dia.
Mantan Kepala Staf Presiden ini menyebutkan, dirinya memiliki hubungan baik dengan JK, pasca-beredarnya transkrip rekaman yang terdapat namanya. Ia pun merasa tidak beselisih dengan siapa pun.
"Baik-baik saja, tadi ketawa-tawa. Saya enggak merasa bentrok dengan siapa-siapa," pungkas Luhut.
Menteri ESDM Sudirman Said pada Senin 16 November 2015 melaporkan anggota DPR ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD), terkait dugaan pencatutan nama Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla, untuk dugaan perpanjangan kontrak perusahaan tambang raksasa PT Freeport Indonesia. Dalam laporan itu, Sudirman melaporkan anggota DPR berinisial SN.
Sementara Ketua DPR Setya Novanto yang dikait-kaitkan dengan inisial SN, telah membantah tudingan tersebut. Dia mengaku tidak pernah bertemu dengan Sudirman Said, namun dia mengaku pernah bertemu pejabat PT Freeport Indonesia. Menurut dia, sebagai pimpinan parlemen dirinya sangat menjaga etika. (Rmn/Ans)