Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama punya segudang mimpi membangun Jakarta. Salah satunya, membenahi fasilitas umum Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) agar tampak manusiawi bak Skybrigde di Hong Kong.
Meski tidak mirip seperti negeri di seberang sana, mantan Bupati Belitung Timur ini punya standar kelaikan JPO di Jakarta seperti yang berdiri di Bundaran HI dan sepanjang Jalan MH Thamrin. Jembatan dipenuhi pot berisi bunga.
Baca Juga
Bukan tanpa sebab impian Ahok itu, sapaan Basuki Tjahaja Purnama, itu. Dia melihat jembatan penyeberangan tidak banyak membantu masyarakat yang ingin menyeberang.
Bahkan, banyak jembatan beralih fungsi sebagai lapak berjualan pedagang kaki lima (PKL), lokasi kejahatan jalanan, bahkan juga penginapan bagi tuna wisma. Alih-alih ingin menyeberang melalui jembatan, masyarakat justru memilih jalan pintas menyeberang di jalan raya.
Aksi kriminal kerap terjadi di atas JPO. Meski berulang kali terjadi, kejahatan serupa terus terjadi di atas jembatan. Terakhir, seorang karyawati di Jakarta Selatan harus kehilangan telepon seluler dan Rp 200 ribu saat melintas di JPO Pondok Indah, Sabtu 21 November 2015.
Selain kehilangan harta bendanya, korban juga mengalami tindakan asusila oleh pelaku perampasan tersebut. Beberapa luka membekas di bagian tubuhnya sebagai pertanda korban melakukan perlawanan. Namun, perlawanannya kalah kuat dengan nafsu si pelaku.
Berikut beberapa peristiwa yang terjadi di Jakarta yang dihimpun Liputan6.com:
Karyawati Dirampok dan Dilecehkan di JPO Pondok Indah
Matahari belum lengser berganti gelap. Sekitar pukul 16.30 WIB, Sabtu 21 November 2015, RJ (23) yang saat itu pulang kantor dirampok dan dilecehkan di JPO Pondok Indah.
"Telah terjadi tindak perampokan disertai tindakan asusila di JPO antara ruko Pondok Indah dengan Carrefour Lebak Bulus. Korbannya karyawati yang baru pulang," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Mohammad Iqbal di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (24/11/2015).
Saat kejadian, hanya ada dirinya dan seorang laki-laki yang berlawanan melintas di JPO tersebut. Dia tidak menaruh curiga dengan gelagat laki-laki tersebut. Namun, saat dirinya dan lelaki itu berpapasan di tengah JPO, pelaku tiba-tiba menarik jaket RJ dan menyudutkannya ke pegangan jembatan.
"Lalu, pelaku meminta korban memberikan harta bendanya. Saat itu, korban membawa uang Rp 200 ribu dan handphone Iphone 5. Korban tidak langsung dilepaskan, pelaku kemudian melakukan tindakan asusila kepada korban. Pelaku satu orang," kata Iqbal.
Korban tidak langsung melaporkan peristiwa yang dialaminya itu. Baru pada Senin 23 November 2015 malam kemarin korban melaporkan peristiwa tersebut ke Polres Metro Jakarta Selatan. Petugas lansung bergerak memeriksa tempat kejadian dan korban dibawa ke RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, untuk dilakukan visum.
Advertisement
Residivis Pembunuhan Beraksi di JPO Cilandak
Seorang residivis kasus pembunuhan seorang model di kawasan SCBD tahun 2009 lalu, kembali kumat. Entah apa yang ada di dalam pikiran pelaku bernama Mulyadi (35). Dia nekat merampok seorang karyawati di JPO Lebak Bulus, 2014 lalu.
Tidak hanya itu, pelaku juga berupaya untuk melakukan tindakan asusila kepada korban yang saat itu pasrah.
Beruntung aksi pelaku urung dilakukan karena pada saat yag bersamaan melintas pejalan kaki lainnya di jembatan tersebut.
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Wahyu Hadiningrat mengatakan, niat pelaku untuk melakukan asusila kepada korban karena kondisi di sekitar lokasi sangat sepi.
Hidup 4 Hari di Atap JPO Semanggi
Seorang pria bernama Nisan atau Ikhsan nekat tinggal di atap JPO Semanggi, April 2015 lalu, selama 4 hari. Semula dia tidak ada niatan untuk bunuh diri. Namun, karena aksinya itu diketahui warga. Nisan ketakutan dan muncul niatan untuk bunuh diri dengan cara meloncat dari atas jembatan.
Petugas Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Selatan berupaya ekstra untuk dapat membujuk Nisan turun. Namun petugas selalu menemui kendala. Nisan selalu menolak untuk diajak turun.
Negosiasi berlanjut. Petugas akhirnya dapat mengevakuasi Nisan menjelang pukul 03.00 WIB, Sabtu 4 April 2014.
Sebelumnya, petugas pemadam yang hendak mengevakuasi Nisan dengan menggunakan tangga hidrolik sempat diancam Nisan. Dia akan meloncat bila petugas tersebut mendekatinya untuk mengevakuasi.
"Tolong pak, nanti ambil mayat saya aja di bawah," beber petugas yang mengevakuasi saat itu, Herman Panang, mengulangi ucapan Nisan.
Advertisement
Kecewa Hasil Pilpres 2014, Pria Ini Demo Diatas JPO
Mengaku kecewa pada hasil Pilpres 2014, seorang pria tidak dikenal berdiri di atas JPO di sekitar Bundaran HI, Jakarta, 25 Juli 2015.
Dengan wajah tertutup kain merah pria tersebut berorasi di atap jembatan. Sontak saja aksinya itu menjadi tontonan pengguna jalan yang saat itu melintas di Jalan MH Thamrin.
Dalam aksi dan orasinya itu, pria yang menggenakan kaos putih itu mengaku sebagai salah satu simpatisan salah satu pasangan dalam Pilpres 2014. (Dry/Ans)