Liputan6.com, Jayapura - Labora Sitorus (LS), terpidana kasus illegal logging dan pencucian uang tak lagi tinggal di Lembaga Pemasyarakatan Klas II Sorong sejak Februari 2015 lalu. Padahal dia seharusnya masih mendekam di bui untuk menjalani hukuman 15 tahun penjara.
Juru Bicara Labora, Freddy Fakdawer mengaku, Labora memang tak lagi berada di penjara lantaran sakit. Mantan anggota kepolisian tersebut mengalami stroke ringan.
"Kondisinya LS sehat-sehat saja dan dia memang mengalami stroke ringan. Tetapi LS masih bisa membawa mobil pribadinya sendiri, bekerja seperti biasanya di perusahaan kayunya, melayani masyarakat untuk pembelian kayu dan kegiatan lainnya," kata Freddy kepada Liputan6.com ketika dihubungi dari Jayapura, Papua, Rabu (25/11/2015).
"Hanya saja yang harus diwaspadai dia masih darah tinggi dan kolesterolnya pun kadang suka kambuh," imbuh dia.
Baca Juga
Freddy mengatakan, terapi yang dilakukan Labora di rumah juga sudah tak seintensif beberapa waktu kemarin. Intensitasnya sudah berkurang bahkan hampir selesai.
Saat ini, kata dia, Labora sudah tinggal di rumah pribadinya di Tampa Garam, Kota Sorong.
"Sejak Februari, selesai LS dieksekusi dan menjalani tahanan 1 minggu, lalu satu minggu kemudian dirawat di RS Pertamina dan setelah itu LS tak lagi kembali ke rumah sakit. Kalapas Sorong dan Kakanwil Kemenkumham Papua Barat juga mengetahui keberadaan LS," ucap Freddy.
Pindah ke Cipinang
Dia tak menampik adanya dugaan aliran dana dari Labora kepada Kalapas Sorong. Bahkan, sambung dia, pihak lapas yang membawa Labora ke RS Pertamina Sorong.
"Mereka kan dapat aliran dana dari LS. Sekali bertemu diberikan Rp 5-10 juta. Semua catatan keuangan kan kami simpan," tutur Freddy.
Sementara itu Kalapas Sorong Maliki Hasan menyatakan, Labora tak melarikan diri dari tahanan. Saat ini tahanannya itu tengah menjalani terapi pengobatan alternatif.
"Saat LS keluar dari lapas, kebetulan saya sedang keluar daerah dan informasi yang saya dapatkan, keluara LS minta izin terapi alternatif di rumahnya," pungkas Maliki.
Mencuatnya kasus ini pun menjadi perhatian Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly. Yasonna bahkan berencana memindahkan Labora ke Jakarta untuk menghuni Lapas Cipinang, Jakarta Timur.
"Dia sekarang memang sakit. Tapi kemarin tiba-tiba ke luar lagi. Alasan dia untuk alternatif (pengobatan). Tapi kita sudah komunikasi, akan dibawa ke Cipinang. Tapi kita harus hati-hati untuk bertindak," ujar Yasonna di kantornya, Jakarta, Selasa 24 November 2015.
Dia membantah bahwa Kepala Lapas yang sengaja mengendurkan penjagaan sehingga Labora bisa kembali ke rumah.
"Saya sudah cek ya. Sebetulnya Kalapas ini cukup tegas. Tapi pas dia di rumah sakit, dibawa sama kelompok-kelompok tertentu ke luar. Jadi sama kayak waktu dia dieksekusi. Ada kelompok yang membantu dia," tutur Yasonna. (Ndy/Mut)
Advertisement