Liputan6.com, Purwokerto - Kala remaja, Dartam dikenal sebagai playboy yang sukses memikat banyak lawan jenis. Jurus asmaranya yang ampuh membuatnya kerap bergonta-ganti pacar.
Namun pesona sang flamboyan itu mulai luntur tatkala cintanya ditolak oleh gadis pujaan hatinya dari Desa Jatisaba, Cilongok, Banyumas.
"Gadis itu lebih memilih laki-laki lain," kata adik Dartam, Karsiwem, warga Desa Pageraji Kecamatan Cilongok Banyumas, saat ditemui Liputan6.com, Rabu (25/11/2015).
Advertisement
Penolakan itu membuat Dartam frustrasi. Depresi luar biasa. Ia dendam dengan penolakan sang gadis. Sampai akhirnya ia menderita sakit jiwa.
Dartam yang kesumat kerap membawa golok ke luar rumah. Mengancam siapa saja yang ditemuinya. "Untuk menangkapnya kami minta bantuan orang pintar," ujar Karsiwem.
Dia menambahkan jika dibiarkan, Dartam akan membahayakan orang lain. Bahkan ia sering memukuli orang tuanya.
Baca Juga
Lantaran kerap bertindak di luar nalar, keluarga memutuskan memasung Dartam. "Adik saya mulai dipasung tahun 1991," imbuh Karsiwem.
Sejak itu, kehidupan Dartam mulai berubah. Kesehariannya dihabiskan dalam sebuah gubuk yang mirip kandang kambing. Sudah 24 tahun ia habiskan masa hidupnya di tempat tersebut. Dartam pun hanya pasrah.
"Saya tidak tahu mengapa saya dimasukkan ke kandang ini," kata Dartam, warga Desa Pageraji Kecamatan Cilongok, Banyumas.
Kandang tempat Dartam tinggal berukuran 1,5 x 1,5 meter. Pagarnya terbuat dari anyaman bambu. Di beberapa bagian, plastik tampak menjadi penutup bagian yang berlubang.
Dengan kondisi itu, Dartam hanya bisa jongkok. Ia tak bisa berdiri karena atapnya terlalu pendek. Di bagian alas, hanya ada kayu-kayu yang ditata.
Meski dipasung, Dartam mengaku tak ingin keluar kandang. Ia tak tahu apa yang harus dilakukannya jika keluar dari kandang.
"Saya masih bisa makan tiga kali sehari. Tadi pagi makan pakai sayur terong," kata Dartam dalam bahasa Jawa ngapak.
Langkah keluarga memasung Dartam juga didukung oleh warga lain. Sebab jika bebas dari pemasungan, dia akan mengancam kehidupan orang lain.
"Kalau dikeluarkan takut mengancam orang lain," kata tetangga Dartam, Siti. (Ali/Yus)*