Liputan6.com, Surabaya - Kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS disinyalir telah masuk ke Jawa Timur. Menurut Kapolda Jawa Timur Irjen Anton Setiadji, kecurigaan ini menguat menyusul keterlibatan sejumlah warga Jawa Timur yang teridentifikasi sebagai anggota organisasi terlarang tersebut.
"(Warga Jatim) Yang sudah bergabung ISIS ada," ucap Kapolda Jawa Timur Irjen Anton Setiadjidi Surabaya, Kamis (26/11/2015).
Namun, Anton enggan mengungkap jumlah detail dari hasil monitoring keterlibatan warga Jatim yang bergabung dengan ISIS tersebut. Hanya saja, Kapolda mengingatkan, warga Jatim yang masih dirahasiakan tersebut, belum kembali dari 'pelariannya' di markas ISIS, Suriah.
"Yang pasti, ada beberapa orang yang sudah kami pantau atas keterlibatannya di keanggotaan ISIS. Modusnya umrah, lalu bergabung dan setelah itu tidak kembali lagi," pungkas Kapolda Jatim.
Baca Juga
Bahaya Laten
Senada dengan Kapolda Jatim, Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) V/Brawijaya Mayjen TNI Sumardi mengatakan, ISIS merupakan bahaya laten yang perlu diwaspadai pergerakannya.
Keberadaan ISIS di Jatim, menurut Pangdam Brawijaya, telah menjadi ancaman potensial dengan propaganda agama.
"ISIS ini adalah kelompok teroris yang mengatasnamakan salah satu agama dan kerap melakukan pembunuhan jika ada yang menentang," tegas Sumardi saat memimpin apel gabungan bersama Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Jawa Timur di Lapangan Maluku Kobangdikal, Bumi Moro, Surabaya, Kamis ini.
Komandan Garnisun Tetap (Dan Gartap) III/Surabaya ini juga mengingatkan, propaganda kelompok teroris tersebut telah melenakan masyarakat dan pelajar Indonesia untuk bergabung ke Suriah yang menjadi markas ISIS.
Mantan Gubernur Akademi Militer (Akmil), Magelang, Jawa Tengah ini pun meminta seluruh jajaran TNI dan Polri, serta segenap komponen bangsa terus memantau pergerakan ISIS di dalam negeri.
"Karena, bahaya ISIS ini bisa menjadi bom waktu yang sewaktu-waktu bisa meledak dan menjadi kerawanan bagi keamanan dalam negeri. Jadi, harus terus dimonitor," ujar Sumardi. (Ans/Sun)