Liputan6.com, Pekanbaru - Sekitar 100 anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) asal Makassar, Sulawesi Selatan, menolak dipulangkan ke daerah asal. Mereka menuntut 8 rekannya yang ditahan kepolisian agar dibebaskan.
"Kita pergi sama-sama, pulang juga harus sama-sama," ujar salah seorang perwakilan HMI melalui pengeras suara, di kawasan Purna MTQ, Pekanbaru, Senin (30/11/2015).
Para mahasiswa yang berorasi itu lalu meminta rekan-rekan mereka yang naik bus untuk turun. Mereka meminta rekan-rekan HMI Makassar kompak untuk mendesak pihak kepolisian membebaskan rekan-rekan mereka.
Advertisement
Baca Juga
"Jangan ada yang naik bus. Semua turun. Turun kalian. Kita pergi sama-sama, pulang juga harus bersama-sama," teriak beberapa mahasiswa menunjuk ke arah bus yang sudah disiapkan kepolisian.
"Kami tidak akan pulang sebelum teman kami dibebaskan. Mereka bawa senjata cuma untuk melindungi diri," ujar perwakilan massa lainnya.
Ratusan mahasiswa ini mempertanyakan aksi pihak kepolisian yang merazia area kongres saat kericuhan terjadi. Menurut mereka, membawa senjata tajam adalah hal biasa.
"Di kampung kami biasa membawa senjata tajam untuk melindungi diri, bukan melukai," teriak perwakilan tadi.
Sebelumnya, 8 anggota HMI ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Riau karena kedapatan membawa senjata tajam. Bukan itu saja, polisi juga mendapati senjata api rakitan dan cairan beracun yang dibawa salah satu tersangka.
Adapun pemulangan ratusan anggota HMI adalah buntut dari kerusuhan yang terjadi saat kongres digelar. Massa mengamuk karena menganggap panitia menelantarkan nasib mereka.
Belum lagi aksi penyerangan suporter bola di Pekanbaru ke tempat penginapan anggota HMI di Gelanggang Remaja.
Dipulangkan Bertahap
Menurut Kepala Polres Kota Pekanbaru Komisaris Besar Aries Syarif Hidayat, pemulangan dilaksanakan secara bertahap. Ratusan orang diantarkan hingga ke Tanjung Priok, Jakarta Utara.
"Dari sana, ratusan (anggota) massa tahap pertama ini lalu melanjutkan perjalanan dengan menggunakan Pelni, hingga ke Makassar. Kita sudah berkoordinasi dengan panitia, jadi pulangnya bertahap," terang Aries.
Terkait penolakan pemulangan ini, Kapolresta Pekanbaru akan berusaha berdiskusi supaya ratusan massa tersebut mau pulang ke tempat asalnya. (Dry/Ans)