Liputan6.com, Surabaya - Kesedihan masih terlihat di wajah saudara dari Kuswarijono, korban tewas Lamborghini maut. Dia ditabrak mobil mewah tersebut di Jalan Manyar Kertoarjo, Surabaya, Jawa Timur, Minggu 29 November 2015.
Kesedihan itu menyelimuti adik kelima dan keenam korban, Nuni Retnowati dan Indah Kusrini di rumah korban, Jalan Kaliasin III /25, Surabaya. Daerah tersebut terkenal dengan sebutan Kampung Cuncum.
Kedua adik korban itu terus menangis sesenggukan atas kepergian sang kakak. Sedangkan Suhendriati, adik kandung korban lainnya mengaku ikhlas atas kepergian kakak keduanya itu.
Advertisement
"Kami sekeluarga mengenang Mas Yono (almarhum) ini orangnya suka humor dan orangnya pekerja keras, tapi sama sekali tidak ada firasat apa pun sebelum kepergiannya," kata wanita yang juga guru TK Kaliasin ini kepada Liputan6.com, Surabaya, Senin (30/11/2015).
Masih hangat dalam ingatan Suhendriati bahwa korban yang kesehariannya berprofesi sebagai penjual kue cuncum ini pernah berkata kepada anak pertamanya jika ia akan pergi.
Baca Juga
"Dia seperti berkata aneh gitu, mungkin itu firasatnya sejak 5 hari lalu dan dia bilang ke anak pertamanya kalau bapak pergi gimana," tutur Suhendriati menirukan ucapan anak pertama Kuswarijono yang bernama Kurniawan.
Dia berharap kejadian ini menjadi peristiwa terakhir dari kecelakaan mobil mewah tersebut. Kasus ini diserahkan kepada pihak berwajib untuk memproses pelaku.
"Untuk urusan hukum kami serahkan polisi, tapi ini juga peringatan bagi pemilik kendaraan roda empat yang serupa jangan gunakan jalan raya sebagai ajang balap mobil," ujar Suhendrati.
Kabar terakhir yang sudah didengar Suhendrati, istri dari Kuswarijono yang dirawat di Rumah Sakit Haji Surabaya keadaannya sudah membaik.
"Walaupun masih butuh waktu untuk benar-benar stabil," tutup Suhendriati.
Tegar
Kendati ditinggal sang ayah, Intan Ari Avrista (17) nampak tegar. Anak kedua dari almarhum Kuswarijono mengungkapkan kata terakhir ayahnya sebelum kecelakaan mobil mewah yang merenggut nyawa orang tercintanya.
Siswi SMK Pawiyatan Surabaya ini menuturkan, bahwa pada Sabtu 28 November 2015 ia bersama ayah serta adik-adiknya makan bersama. Saat itu, sang ayah menanyakan terkait biaya sekolah.
"Aku malam minggu itu makan bersama-sama ayah dan adik-adik, terus aku tanya, 'Yah aku Senin waktunya bayar uang sekolah,' Ayah malah bilang: 'sudah nanti Senin dilunasi. Kamu enggak usah mikir itu," ujar Intan yang didampingi adiknya berusia 5 tahun, Erza Nandita Rahayu Putri.
Namun sebelum hari yang dijanjikan, sang ayah berpulang selama-lamanya. Dia menjadi korban mobil Lamborghini yang dikemudikan Wiyang Lautner (24).
Kejadian bermula saat mobil Lamborghini terlihat melaju cepat dengan mobil Ferrari merah di Jalan Manyar, Surabaya. Diduga akibat senggolan, Lamborghini menabrak penjual susu dan pembelinya. Akibatnya 1 orang tewas, 2 luka-luka. Sementara mobil Ferrari kabur. (Ali/Ans)