Sukses

Menhan: Pembelian Heli Presiden Sudah Dikaji TNI AU, Ya Sudah

Menteri Ryamizard meminta agar masalah pembelian helikopter tidak menjadi polemik, baik di DPR atau pun di TNI AU.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, tidak ingin ikut campur terkait rencana pembelian helikopter baru jenis AgustaWestland AW-101 untuk presiden dan tamu VVIP.

"Itu sudah pada ribut-ribut, biar saja. Begini ya, itu semuanya di Kemhan. Tapi kan yang paling tahu perlunya kan mereka. Saya lihat masuk akal enggak? Saya tanya (ke TNI AU), katanya harus menghadap Presiden, ya sudah," ujar Ryamizard di kantor Menkopolhukam, Jakarta, Rabu (2/12/2015).

 



Namun saat ditanya apakah setuju dengan pembelian AW-101, Ryamizard tidak menjawab tegas.

"Ini sudah berapa kali disarankan, ya enggak apa-apa. Ini bukan oke-oke saja. Entar salah lagi. Tapi TNI AU sudah mengkaji gitu, ya sudah," tutur Ryamizard.

Dia pun meminta agar masalah pembelian helikopter tidak menjadi polemik, baik di DPR ataupun di TNI AU. "Intinya jangan digede-gedein. Ntar berkelahi, saya enggak mau," pungkas Ryamizard.

Sebelumnya, Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Agus Supriatna menyatakan, pembelian Helikopter VVIP Agusta Westland AW101 bukanlah permintaan Presiden.

Helikopter buatan Italia itu sudah masuk dalam rencana strategis TNI AU untuk meningkatkan profesionalisme anggotanya.

"Jangan ada kata-kata helikopter ini atas permintaan Presiden. Ini sudah sesuai pagu anggaran yang sudah dikasih," kata Agus di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Kamis 25 November lalu.

Agus mengakui, yang menjatuhkan pilihan kepada AW101 adalah dirinya. Helikopter seharga USD 55 juta itu sudah melalui kajian panjang.

Video Terkini