Liputan6.com, Jakarta - Sudirman Said menggebrak sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) dengan mengatakan Ketua DPR Setya Novanto adalah pihak yang mengondisikan permintaan saham kepada PT Freeport Indonesia. Sidang ini merupakan tindak lanjut dari pelaporan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESMD) itu soal dugaan catut nama pimpinan negara yang dilakukan Setya.
Namun, pada sidang itu, Sudirman Said justru menjadi pihak yang ditekan oleh anggota MKD. Bukannya menanyakan dugaan pelanggaran etika oleh Setya Novanto, anggota MKD justru 'menyerang' Sudirman soal rekaman.
Emosi Sudirman sempat memuncak setelah mendapat cecaran pertanyaan dari Wakil Ketua MKD Kahar Muzakir. Dia mencecar Sudirman dengan ‎menanyakan tentang status rekaman yang didapatnya. Dia menyebut tindakan merekam itu pelanggaran undang-undang tentang penyadapan.
Namun, pada akhirnya, rekaman itu diperdengarkan.
Anggota MKD Ridwan Bae menilai rekaman yang diduga percakapan antara Ketua DPR Setya Novanto, Direktur Freeport Maroef Sjamsoeddin dan seorang pengusaha Riza Chalid, itu tidak seharusnya diperdengarkan.
"Dari hasil rekaman ini, jujur saya menyesal, dan capek, ini (sidang MKD) sebenarnya sejak awal minta didengar duluan sebelum ditindaklanjuti untuk nilai pantas atau tidak, dari 2 jam (rekaman). Mungkin semua melihat tiada satupun kata bapak Setnov katakan berikan saham 20 persen, tidak ada kata itu," ujar Ridwan di Gedung DPR, Senayan, Rabu 2 Desember 2015.
Dia menegaskan Sudirman Said harus bertanggung jawab karena sudah membuat masyarakat Indonesia menjadi bingung.
Baca Juga
Menurut dia, jika ada seseorang yang menganalisis bahasa percakapan Setnov seolah-olah meminta saham adalah sesuatu yang kurang tepat.
"Setelah dengar (rekaman) tidak ada satupun kata mencatut nama presiden apalagi mau beri saham 11 dan 9 persen. Apa yang ilhami saudara Sudirman laporkan ke MKD," tutur Ridwan.
Politikus Partai Golkar ini berharap 17 anggota MKD dapat menghasilkan keputusan yang berasal dari hati nurani dan tidak melibatkan kepentingan pribadi.
"Datanya Novanto tidak ada minta (saham), tidak ada sentuh itu. Kalau saya bicara ini semata perbuatan Sudirman Said sendiri karena tidak tepat sedikipun terdapat hal itu, bukan karena Novanto orang Golkar. Tapi ini bagian dari marwah (MKD)," pungkas Ridwan.