Liputan6.com, Jakarta - Nama Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnav‎ian disebut-sebut dalam rekaman percakapan Ketua DPR Setya Novanto. Dalam percakapan itu disebutkan bila kursi Metro 1 (sandi Kapolda Metro) adalah atas kehendak Presiden Joko Widodo.
Nama Irjen Tito disebut sebanyak 4 kali dalam percakapan antara Setya Novanto, pengusaha minya M Riza Chalid, dan Presiden Direktur PT Freeport Maroef Sjamsoeddin. De
Dalam percakapan yang dibuka kemarin di Sidang Etik Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD), Riza Chalid menyinggung soal penempatan Tito di Polda Metro Jaya. Chalid menyebut Presiden Jokowi yang meminta Tito untuk menjadi Kapolda Metro.
Advertisement
Baca Juga
Pernyataan ini sontak menimbulkan beberapa spekulasi. Sebab, dalam berbagai penempatan posisi bintang dua, kewenangan ada di Polri melalui Dewan Kepangkatan Tinggi (Wanjakti).
‎"Tanya Kapolri saja," ujar Tito singkat di sela Bakti Sosial bersama Polres Jakarta Selatan di Bukit Duri, Jakarta Selatan, Kamis (3/12/2015).
Terkait namanya di percakapan tersebut, Tito membantah bahwa hal tersebut dengan PT Freeport, namun lebih ke persoalan Pemilu di Papua.
"‎Setelah saya lihat rekaman serta transkipnya, itu konteksnya intinya berhubungan dengan masalah situasi dan kondisi Papua, saat itu Pemilu," jelas dia.
Berikut penggalan transkrip rekaman percapakan antara Setya Novanto (SN), Maroef Sjamsoeddin (MS), dan M. Riza Chalid (MR).
MR: Kapolda Papua itu kan sahabat saya, sahabat deket.
MS: Tito
MR: Tito. Akhirnya ditarik ke Jakarta supaya nggak menyolok, jadi Asrena. Sekarang Papua sudah jalan, kasih hadiah sama Jokowi. Padahal maunya Jakarta bukan dia. Pak BG maunya bukan Tito. Pak BG maunya Pak Budi. Tapi Budi ditaruh Bandung. Tito Jakarta. Yang minta Jokowi.
SN: Jawa Barat hahaha