Liputan6.com, Jakarta - Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo tak takut menghadapi ancaman kelompok teroris ISIS maupun Abu Wardah alias Santoso. Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) itu menyatakan, siap meladeni kelompok teroris. Baik ISIS maupun Santoso.
"Jadi ancaman apapun juga, namanya seorang militer, setiap saat siap menghadapi ancaman apapun juga," ucap Gatot di Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas), Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat (3/12/2015).
Menurut Gatot, kesiapan seorang prajurit menghadapi ancaman teror dan perang sudah menjadi doktrin dari awal. Bahkan, kata dia, TNI harus lebih waspada dalam kondisi tanpa perang yang tenang dan damai.
Baca Juga
Sebab, ujar Gatot, dalam kondisi bukan perang seperti saat ini, musuh 'seolah' tak terlihat. Berbeda dengan kondisi ketika perang, di mana musuh sudah diketahui.
"Itu doktrinnya, harus siap setiap saat. Dalam kondisi damai justru kita harus waspada. Kalau kondisi perang sudah tahu musuhnya," ucap Gatot.
Eks Panglima Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (Pangkostrad) itu menegaskan, tak hanya TNI, Polri dan stakeholder terkait lainnya, seperti Badan Intelijen Negara (BIN) juga dituntut selalu siap siaga. Semuanya tidak boleh lengah dalam menghadapi ancaman teror.
"Semua dalam menghadapi ancaman apapun harus tidak boleh lengah," ucap Gatot.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti mengatakan, ancaman teror militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) mulai mengincar siapapun di Indonesia. Mulai lembaga negara seperti Polri hingga Panglima TNI.
"Kita sampaikan (ancaman) dari ISIS juga ada ancamannya kepada Polri, Panglima TNI, pejabat densus. Kita minta waspada," ujar Badrodin di Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu 2 Desember 2015.