Liputan6.com, Jakarta - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo buka suara soal penembakan prajuritnya di Membramo Raya, Papua. Mayor Inf Jhon Frans de Fretes, tewas ditembak sekelompok orang tak dikenal yang menyerangnya, Senin 30 November 2015 lalu.
Gatot mengatakan, TNI sudah memastikan para pelaku penembakan itu merupakan kelompok separatis dari Organisa‎si Papua Merdeka (OPM).
"(Pelakunya) OPM," ujar Gatot di Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas), Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat (4/12/2015).
Gatot mengatakan, aparat keamanan baik TNI maupun Polri sudah melakukan penanganan terhadap peristiwa tersebut. Dalam hal ini aparat melakukan pencarian terhadap para pelaku yang melarikan diri usai kejadian.
"Mulai kemarin, Polres dan Kodim sudah melakukan pencarian," ucap mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) itu.
Baca Juga
Seperti diketahui, 3 prajurit TNI yang merupakan anggota‎ Komando Daerah Militer (Kodam) XVII Cendrawasih diserang sekolompok orang tak dikenal di kawasan Memberamo Raya, Papua, Senin 30 November 2015. Ketiga prajurit itu, yakni Mayor Inf Jhon de Fretes bersama 2 anak buahnya, Kopda Simon Sopakhua dan Kopda Alfan‎.
Peristiwa penyerangan disertai penembakan itu terjadi ketika Kodam Cendrawasih mengirim ketiga perwira penghubung tersebut ke wilayah yang tak memiliki komando distrik militer (Kodim). Pengiriman tugas itu untuk memantau daerah tersebut.
Akibat peristiwa itu, satu prajurit bernama Mayor Inf Jhon De Fretes tewas usai ditembus timah panas oleh kelompok bersenjata tersebut.‎ Sementara 2 lainnya selamat, meski Kopda Simon diketahui mengalami luka akibat terkena anak panah.