Liputan6.com, Jakarta - 8 Calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dipanggil Komisi III DPR untuk menjalani tes pembuatan makalah. Langkah itu dilakukan sebelum pelaksanaan fit and proper test atau uji kepatutan dan kelayakan ‎pada pertengahan Desember 2015.
Salah satu calon pimpinan (capim) KPK Johan ‎Budi SP mengaku, mendapatkan tema tentang penyelamatan aset dalam pembuatan makalah tersebut. Dia harus menyelesaikan 8 pertanyaan yang telah disiapkan DPR dan dituangkan dalam bentuk tulisan.
‎"Saya menyampaikan bahwa pemberantasan korupsi harus punya tujuan. Selain menimbulkan efek jera, juga harus bisa memberikan penyelamatan kepada keuangan negara sebesar besarnya. Itu di bidang penindakan," ujar Johan Budi di Kompleks DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (4/12/2015).
Di bidang pencegahan, Johan berharap, negara memiliki sistem birokrasi dan tata kelola pemerintahan yang baik. Hal itu untuk mencegah terjadinya praktik korupsi di tubuh para pemangku kekuasaan.
"Penindakan dan pencegahan menurut saya harus dilakukan secara simultan, sinergi, dan dengan kecepatan yang sama. Masing-masing harus sama. Tidak boleh mengedepankan penindakan tidak boleh juga mengedepankan pencegahan saja," tutur Pelaksana Tugas (Plt) Wakil Ketua KPK itu.
Â
Baca Juga
‎Tak hanya penindakan dan pencegahan, sinergitas dalam memberantas korupsi antar-lembaga penegak hukum juga perlu ditingkatkan. Johan tidak ingin, konflik antar-lembaga penegak hukum kembali terjadi seperti kasus yang menimpa sejumlah pimpinan KPK.
"Ya termasuk (sinergitas dengan Kejaksaan dan Kepolisian) tadi ditanya juga. Bagaimana sinergi kepolisian, kejaksaan dan KPK. Saya sampaikan, harus sinergi karena KPK membutuhkan Polri, KPK membutuhkan Kejaksaan," kata Johan.
Advertisement
Persiapan Uji Kelayakan
Johan Budi mengaku tidak kesulitan saat membuat makalah. Dia menyelesaikan 5 halaman makalah dalam waktu relatif cukup cepat dibandingkan capim KPK lainnya.
"Saya mengalir saja lah. Yang saya ketahui sesuai ilmu yang saya dapat," ucap Johan.
Johan mengungkapkan, dia akan menjalani fit and proper test pada 13 Desember 2015 pukul 15.00 WIB. Tidak ada persiapan khusus yang dilakukan Johan terkait tes tersebut.
‎"Tidur cukup dan berdoa agar diberikan jalan terbaik," ujar dia.
Saat ditanya soal optimisme lolos menjadi pimpinan KPK, Johan Budi menyerahkan sepenuhnya kepada Komisi III DPR. Dia enggan berandai-andai bisa menempati posisi tertinggi di KPK.
"Kita serahkan keputusan pada Komisi III. Dipilih silakan, tidak dipilih silakan. Diserahkan ke Komisi III saja," pungkas Johan.