Sukses

Istana: Setnov Tahu Alasan Jokowi-JK Tak Hadiri Resepsi Putrinya

Menurut Teten Masduki, Jokowi juga memantau proses persidangan dugaan pelanggaran etik Setya Novanto di MKD.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki menegaskan, Ketua DPR Setya Novanto mengetahui alasan ketidakhadiran Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla di pesta pernikahan putrinya.

"Saya kira yang bersangkutan (Setya) juga tahu alasan (kenapa Jokowi-JK tak hadir)," ujar Teten saat ditemui di Kantor Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), Kuningan, Jakarta Pusat, Sabtu (5/12/2015).

Semalam, Jokowi-JK kompak tak hadiri acara pesta pernikahan ‎putri Ketua DPR Setya Novanto yang digelar d‎i Grand Ballroom Hotel Mulia, Jalan Asia Afrika, Senayan, Jakarta. Jokowi hanya memberikan karangan bunga ucapan selamat tanpa menulis jabatannya sebagai presiden.

Sementara JK lebih memilih menghadiri pelantikan pengurus Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta.

Padahal, Setya Novanto sudah jauh-jauh hari memberikan undangan secara langsung kepada Jokowi dan JK. Sebulan lalu, Setya Novanto datang ke istana khusus untuk menemui Presiden dan mengantar undangan pernikahan putrinya. Undangan itu langsung diterima Jokowi di Istana Merdeka.


Di sisi lain, Teten mengungkapkan, Presiden Jokowi memantau proses persidangan dugaan pelanggaran etik Setya Novanto terkait rekaman 'Papa Minta Saham' di Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD).

Jokowi, kata Teten, meminta agar semua pihak menghormati dan menunggu proses yang tengah berlangsung di MKD.‎ Sebab, mantan Gubernur DKI Jakarta itu tidak ingin suasana politik semakin gaduh terkait kasus yang kini menjadi perhatian publik ini.

"Presiden perhatikan semua (proses di MKD). Presiden juga kan sudah jelas mengatakan, kita hormati proses di MKD, jangan ada intervensi supaya MKD betul bisa bekerja secara objektif," ‎papar dia.

Terkait sindiran JK kepada Setya Novanto saat pidato di Gedung DPR 2 hari lalu, Teten mengatakan, ‎"Enggak usah dikomentarilah." (*)