Sukses

Kecelakaan Maut KRL Vs Metro Mini, Urine Sopir Diperiksa

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian tetap menginstruksikan agar penyelidikan terkait kecelakaan maut itu dilanjutkan.

Liputan6.com, Jakarta - Polda Metro Jaya menduga kecelakaan KRL dan Metro Mini di perlintasan kereta Tubagus Angke, Tambora, Jakarta Barat‎, Minggu pagi kemarin, akibat kelalaian sopir Metro Mini. Polisi memeriksa kemungkinan sopir mabuk saat mengemudi.

Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabid Dokes) Polda Metro Jaya Kombes Pol Musyafak mengaku belum tahu apakah sopir dalam kondisi mabuk. Namun, pihaknya telah melakukan tes urine kepada sopir bernama Asmadi (35) itu.

"Kemarin langsung dilakukan tes urine, kita sudah mengambil sampelnya," ujar Musyafak di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (7/12/2015).


Namun sang sopir akhirnya meninggal dunia di rumah sakit akibat luka parah yang dideritanya. Penyelidikan pun dihentikan.

‎"Sudah diperiksa, namun hasilnya positif atau tidak memakai narkotika. Tapi saya tidak menyampaikan itu (karena penyelidikan terhadap sopir dihentikan)," tutur dia.

Kendati begitu, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian tetap menginstruksikan agar penyelidikan terkait kecelakaan maut itu dilanjutkan. Polisi akan memeriksa saksi-saksi baik yang ada di lapangan, perwakilan dari PT Kereta Api Indonesia (PT KAI), dan dari Metro Mini. Ini agar peristiwa serupa tak terulang lagi.

"‎Tadi kami berdiskusi dengan Pak Gubernur (Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok) supaya jangan sampai berhenti (penyelidikan) kepada sopir. Tapi juga kepada penanggung jawab," ujar Tito di Balai Kota Jakarta.

Langkah itu dilakukan agar bisa jadi pembelajaran bagi moda transportasi umum yang lain. Sebab, angkutan umum memiliki tanggung jawab besar terhadap penumpangnya selama beroperasi di jalanan.

"Langkah Pak Gubernur didukung oleh kami, nanti akan bekerja sama dengan keluarga korban untuk melakukan gugatan hukum kepada pengelola Metro Mini itu, dan diajukan gugatan perdata. Diminta untuk ganti rugi, denda, dan segala macam sehingga menjadi pembelajaran bagi yang lain," tandas dia.

18 orang tewas akibat peristiwa itu, termasuk sopir dan kernet Metro Mini‎, sementara 6 lainnya luka-luka. Korban luka kini masih dirawat di RS Tarakan, RS Atma Jaya, dan RS Sumber Waras.‎ (*)