Liputan6.com, Purwokerto - Ahmad Tohari, anggota tim penerjemah Al Quran versi Ngapak, menuturkan anggaran untuk pengerjaan proyek tersebut mandek. Akibatnya, honor bagi anggota penerjemah ikut tersendat.
Walau begitu, budayawan Banyumas itu mengaku tak kecewa. Tohari mengaku sebelum pembentukan tim, mereka sudah diyakinkan bahwa pekerjaan penerjemahan yang mereka lakukan adalah bagian dari ibadah. Maka itu, honor bukan prioritas utama.
"Sedikit boleh, banyak boleh. Enggak ada juga enggak apa-apa," ujar Tohari saat ditemui di rumahnya di Jatilawang, Banyumas, Senin (7/12/2015).
Selain ibadah, novelis Ronggeng Dukuh Paruk itu punya alasan pribadi. Lelaki 64 tahun ini ingin menyeimbangkan karya ciptanya. Selama ini, ia banyak menciptakan karya berbau sekuler. Karenanya, Tohari merasa pengerjaan terjemahan Bahasa Banyumasan sebagai penutup karya yang indah.
"Cukup bermakna lebih," kata Tohari.
Baca Juga
Tohari berusaha agar terjemahan Ngapak yang dikerjakannya konsisten dengan budaya Banyumas. Selain pemilihan kosakata, pemilihan sampul terjemahan juga memilih gambar gunungan pewayangan yang dipadu dengan kaligrafi.
Gunungan itu merupakan karya dalang Entus Susmono yang kini menjadi Bupati Tegal. Gunungan merupakan ornamen yang selama ini dikenal akrab dengan masyarakat Banyumas.
Terkait kosakata sendiri, penyusunan terjemahan tidak selalu berjalan mulus. Salah satu kosakata sulit yang dicari padanannya ialah ketika menerjemahkan teks Quran yang menceritakan tentang umat Nabi Lut.
Bahasa Ngapak tidak menemukan padanan kata untuk sebutan homo dan lesbian. Setelah ditelusuri, ia memadankan kata Njambu untuk homo dan Gerus Lumpang untuk lesbian.
Pada akhirnya, Tohari menyatakan terjemahan yang disusunnya tidak mungkin bisa sempurna 100 persen. Dia menyatakan dalam bahasa apapun, semua terjemahan hanyalah alat bantu. Teks terjemahan tak berdiri sendiri, selalu berdampingan dengan teks aslinya dalam Bahasa Arab.
Atas upaya Tohari dan tim, Bupati Banyumas Achmad Husein mengatakan, penerjemahan Al Quran dalam Bahasa Banyumas merupakan terobosan yang cukup bagus.
"Cukup cerdas. Ini memudahkan orang Banyumas mengerti Al Quran," kata Husein.