Sukses

Menteri Puan: Cara Kerja Aparatur Negara Harus Berubah

Puan menyatakan, bangsa Indonesia kini khususnya di pemerintah kehilangan semangat gotong royong dan etos kerja yang rendah.

Liputan6.com, Bogor - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani mengatakan, Gerakan Revolusi Mental terwujud di instansi pemerintahan jika ada perbaikan pelayanan publik.

"Sistem, sikap dan cara kerja aparatur pemerintah dalam memberikan pelayanan publik harus berubah. Aparat di Kementerian Hukum dan HAM harus membangun integritas, etos kerja dan semangat gotong royong," ujar Puan di Bogor, Jawa Barat, Selasa (8/12/2015).

Sebab, kata Puan, perubahan cara berpikir, bekerja dan hidup merupakan inti dari Gerakan Revolusi Mental yang digelorakan pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla.

"Ke depan kita harus menunjukkan kinerja di lapangan. Ketimbang (melakukan) acara-acara seremonial. Kita harus berubah," ujar Puan.

Saat ini, bangsa Indonesia khususnya di pemerintah kehilangan semangat gotong royong dan etos kerja rendah. Di samping itu, krisis integritas juga sangat perlu diwaspadai.

"Lunturnya semangat gotong royong. Tidak bisa ego pribadi dimunculkan. Semua hal yang berkaitan dengan bangsa yang harus di kedepankan," ucap Puan.

Menurut Puan, Gerakan Revolusi Mental masih sangat relevan ditularkan ke seluruh anak bangsa. Revolusi mental harus terus dilakukan selama republik ini masih ada. "Bangsa ini membutuhkan revolusi mental," imbuh dia.

Dalam jangka pendek, lanjut Puan, Revolusi Mental yang di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM dapat dilihat dari perbaikan pelayanan publik yang semakin ramah dan membantu rakyat. Dalam jangka menengah dan panjang, praktik revolusi mental telah menjadi bagian dari gaya hidup di setiap lingkungan masyarakat.

"Sehingga integritas, etos kerja, dan gotong royong menjadi keseharian," ucap dia.

Menkumham Yasonna mengatakan, dirinya berusaha menggelorakan revolusi mental di aparat kementeriannya. Dia mengaku hal ini memang bukan pekerjaan mudah, tapi harus terus dikembangkan dan dibudayakan.

"Orang-orang yang profesional, akuntabel, sinergitas, transparan dan inovasi dibutuhkan," tukas Yasonna.