Liputan6.com, Jakarta - Lift di Tower B Gedung Nestle, Perkantoran Hijau Arkadia, Jakarta Selatan, tiba-tiba jatuh dari lantai 7 ke lantai 3, Kamis (10/12/2015). Dalam insiden itu, 2 orang tewas dan 1 orang mengalami patah tulang.
Satu-satunya korban selamat itu adalah Abdul Rahman (20). Usai kejadian, ia sempat mendapat pertolongan pertama di RS Marinir Cilandak lalu dirujuk ke RS Siloam untuk mendapatkan perawatan intensif.
Meski begitu, Abdul masih mampu diajak berkomunikasi. Saat Liputan6.com menjenguknya, pemuda 20 tahun itu terjaga dan sedikit bercerita tentang peristiwa menakutkan itu.
"Waktu di lift enggak ada tanda-tanda lift rusak. Tiba-tiba saja kayak terjun begitu dan rasanya kayak nabrak sesuatu dengan kencang," ujar Abdul yang mengenakan penyangga leher dan berselimut kain biru.
Baca Juga
Sebelumnya, PT Nestle membenarkan 2 karyawannya tewas dalam insiden lift jatuh di perkantoran Arkadia.
"Kami menyayangkan ada insiden ini, tadi pagi lift penumpang di gedung kami jatuh. Ada 3 orang di dalamnya. 2 karyawan Nestle dan 1 kontraktor kami dibawa ke rumah sakit terdekat. Berita duka 2 karyawan kami meninggal dunia," ujar Vice President Head of Corporate Communication PT Nestle Indonesia Nur Shila Chirstianto, Kamis (10/12/2015).
Namun, Nur Shila enggan mengungkap identitas karyawan tersebut. PT Nestle tidak ingin membuka indentitas korban untuk menjaga suasana duka keluarga.
"1 kontraktor betul dari ISS mengalami luka. Sedang di rawat di rumah sakit terdekat. Ya pokoknya itu, rumah sakit paling dekat dari sini," pungkas Nur Shila.
Kondisi Dyah Sebelum Tewas
Malang nian nasib Dyah Setyoningrum (26). Karier 5 tahun di PT Nestle Indonesia harus berakhir tragis melalui kecelakaan lift jatuh di kantornya. Kepada Liputan6.com, keluarga Dyah menuturkan bagaimana kondisi anak keempat dari 4 bersaudara tersebut sebelum meninggal dunia.
"Kondisinya memprihatinkan ya. Mukanya lebam. Mukanya itu ada luka hantaman," ujar Jagad Prayogo (33), kakak pertama Dyah di rumah duka, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kamis (10/12/2015).
Jagad sempat melihat kondisi adiknya sebelum meninggal dunia. Ruang UGD Rumah Sakit KKO Marinir Cilandak, Jakarta Selatan, banyak darah berceceran saat kaki Jagad menginjakkan ruangan itu.
"Giginya pada patah, dan mulutnya berdarah. Lalu sempat enggak bisa napas. Diberi bantuan pernapasan lah sama dokter," ungkap Jagad.
Jagad tidak banyak mengetahui kondisi detail mengenai luka yang dialami Dyah. Adik Jagad yang juga kakaknya Dyah, adalah seorang dokter. Namun sayang, ia datang terlambat.
"Kemungkinan sih ada kerusakan di tulang belakang, bagian kepala. Dan bagian otaknya juga. Adik saya yang satu lagi sih dokter, tapi datangnya terlambat karena kerjanya jauh," lanjut Jagad.
Meski para dokter sudah berusaha sekuat tenaga, nyawa Dyah tidak dapat tertolong. Dyah meninggal dunia sekitar pukul 13.00 WIB siang tadi.
"Tapi tensinya turun, dan enggak naik-naik. Dikasih pengejut jantung juga. Tapi enggak ketolong dan meninggal sekitar jam 1 siang," pungkas Jagad seraya mengingat detik terakhir dirinya harus berpisah untuk selamanya dengan sang bungsu.
Niat merujuk Dyah ke Rumah Sakit Siloam pun kandas, kondisi Dyah tidak kunjung pulih sebelum pada akhirnya ia meninggal dunia. Dyah dimakamkan di TPU Jagakarsa, Jakarta Selatan sekitar pukul 16.00 WIB.
Hingga malam tadi, kerabat dan keluarga masih berdatangan ke rumah duka untuk memberikan ucapan belasungkawa. Suasana duka masih jelas tampak di sana.
Sempat Teriak Kesakitan
Lift yang jatuh dari lantai 7 ke lantai 3 dengan tinggi sekitar 20 meter di Perkantoran Hijau Arkadia, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, membuat Dyah luka parah sebelum akhirnya tidak terselamatkan dan meninggal dunia. Jagad Prayogo (33), kakak pertama Dyah, sempat bertemu Dyah di saat kritis.
"Jadi ceritanya, tadi pagi sekitar jam 11, saya ditelepon bapak saya. Saya dapat kabar kalau adik saya kecelakaan dan berada di RS Marinir Cilandak. Saya langsung ke sana dari kantor. Kantor saya di Menakertrans di Gatot Subroto," ujar Jagad di rumah duka di bilangan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kamis (10/12/2015).
Di tengah suasana duka, Jagad mau membagikan ceritanya kepada Liputan6.com terkait kondisi sang adik yang teriak kesakitan. Teriakan itu disebabkan luka parah pada bagian wajah, akibat hantaman keras saat lift jatuh.
"Pas di rumah sakit, saya datang masih sadar tuh dia. Masih teriak-teriak kesakitan. Masih istigfar juga, teriak astagfirullah. Kondisinya memprihatinkan ya," pungkas Jagad.
Advertisement