Sukses

Wasiat Suhardiman untuk Konflik Golkar

Wasiat itu diucapkan Suhardiman beberapa hari menjelang kepergiannya.

Liputan6.com, Jakarta - Politikus senior Golkar, Suhardiman, telah pergi untuk selama-lamanya pada Minggu, 13 Desember 2015 pukul 22.00 WIB. Dia meninggal di usia 91 tahun. Meski sudah tak berada dalam struktur partai, almarhum semasa hidupnya selalu menaruh perhatian besar kepada partai yang setahun ini sedang dilanda dualisme kepemimpinan.

Bahkan sebelum berpulang, Suhardiman sempat menyampaikan pesan terakhir untuk partai yang didirikannya itu.

"Dia pesan, dalam konflik Golkar, SOKSI harus jadi jembatan untuk menyelesaikan konflik yang sedang terjadi ini. Itu amanah beliau," ujar Ketua Fraksi Golkar Ade Komaruddin di Jakarta, Senin (14/12/2015).

Menurut politikus yang akrab disapa Akom ini, figur Suhardiman selalu menjadi panutan bagi kader-kader muda partai berlambang pohon beringin. Karena itu, dirinya berharap, semua elemen di Golkar bisa kembali bersatu dan bekerjasama lagi membangun Golkar.

 



"Beliau itu panutan, dan saya sebagai pengemban amanah di SOKSI harus berkomunikasi dengan semua pihak. Misalnya di fraksi DPR, saya tidak membedakan siapapun, semuanya sama keluarga besar (Golkar)," tegas Akom yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Soksi ini.

Suhardiman, yang lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 16 Desember 1924, adalah tokoh politik yang telah melewati 5 masa kepemimpinan Indonesia, yaitu zaman Hindia Belanda, zaman Jepang, era Orde Lama, era Orde Baru, dan masa reformasi.

Suhardiman kerap disebut sebagai dukun politik karena intuisinya sangat kuat dalam memprediksi peristiwa politik, terutama dalam konteks suksesi kepemimpinan. Suhardiman dikebumikan di Evegreen Cisarua, Bogor.