Sukses

Polisi Buru Penganiaya Driver Go-Jek di Sunter ke Madura

Ia mengimbau agar para pelaku segera menyerahkan diri kepada pihak kepolisian.

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Polres Jakarta Utara terus memburu 3 pelaku utama yang diduga menganiaya dan mengeroyok pengendara Go-Jek Septiyan alias Pian (23) hingga tewas. Menurut informasi yang dihimpun Liputan6.com, saat ini pihak kepolisian tengah mengejar pelaku sampai ke Madura.

"Kita lagi kejar pokoknya. Ya doakan saja supaya cepat tertangkap," kata Kapolres Jakarta Utara Kombes Susetio Cahyadi di kantornya, Rabu (16/12/2015).

Ia mengimbau agar para pelaku segera menyerahkan diri kepada pihak kepolisian. Jika tidak, dia menegaskan, anggotanya akan langsung melakukan upaya penegakan hukum.

Ia juga tidak akan main-main untuk menindak para penganiaya itu, terlebih jika mereka melawan. "Kita imbau pelaku untuk menyerahkan diri atau kita akan lakukan penegakan hukum," kata Kombes Susetio di Jakarta Utara, Kamis (10/12/2015).

Peristiwa berdarah itu berawal saat kakak korban, Suhardi, menerima pesanan untuk mengambil makanan di salah satu resto di Mal Sunter. Saat Suhardi hendak keluar mal untuk mengantarkan pesanannya, ia terlibat adu mulut dengan juru parkir karena mereka meminta bayaran.

Dalam adu mulut itu, Suhardi sempat dipukul oleh juru parkir yang mengakibatkan pelipis kirinya sobek. Ia juga sempat meminta bantuan pengemudi Go-Jek tak jauh dari lokasi mal, tapi tak direspons.

Karena itu, ia memanggil sang adik, Pian, yang kebetulan ada di sekitar Sunter. Adiknya datang bersama seorang teman untuk mencari juru parkir yang berkonflik dengan Suhardi.

Baru sampai di parkir tempat karoke, Suhardi langsung dihajar kayu balok. Kepala bagian kiri terkena hantaman balok. Kalah jumlah membuat adik kakak ini kabur menyelamatkan diri.

Sang adik yang tidak bisa meloloskan diri tergeletak di pintu keluar Mal Sunter dengan bersimbah darah. Selain luka di kepala, ada juga luka tusuk di paha kanan bawah korban.

Dibantu warga, sang kakak kemudian membawa adiknya ke rumah sakit walau nyawanya tak tertolong. Kepergiannya ditangisi ibu dan saudara korban. Suhardi menuntut agar para penganiaya adiknya diadili.