Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi mengadakan webinar berisikan pelatihan Literasi Digital sektor pendidikan.
Pelatihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan literasi di jenjang anak-anak dan remaja timur Indonesia khususnya Papua-Maluku terhadap media digital atau media sosial (medsos) yang dikenal dekat dengan keseharian masyarakat.
Baca Juga
Pelatihan tersebut mengusung tema 'Fenomena Fear Of Missing Out (FOMO) atau Kritis terhadap Berita Viral' yang dilaksanakan pada Jumat (18/8/2023) secara daring dengan cara nonton bareng di aula sekolah mereka.
Advertisement
Webinar tersebut diikuti oleh kurang lebih 500 Peserta yang terdiri dari siswa dan guru dari SMPN 1 Tanimbar Selatan, SMPN 2 Tanimbar Selatan, SMP Seminari Santo Maria, SMP Santo Paulus Saumlaki, dan SMP Kristen Saumlaki.
Salah satu narasumber yang hadir adalah Pegiat Literasi Nur Rahma Yenita memberikan materi pertama mengenai budaya digital.
"Masyarakat penting untuk berhati-hati dalam membagikan sesuatu di media digital, karena dunia maya dan nyata tidak jauh berbeda. Perilaku dan kejahatan masyarakatnya pun kurang lebih sama, untuk itu dianjurkan membaca dan memeriksa kembali segala sesuatu yang didapat pada dunia digital agar tervalidasi keamanannya," ujar Rahma melalui keterangan tertulis, Jumat (18/8/2023).
Pada kesempatan yang sama, dilanjutkan dengan paparan mengenai Etika Digital dari Pegiat Literasi Fajar Sidik.
"Fenomena FOMO sendiri, sudah menjadi dasar kepribadian masyarakat indonesia, khususnya anak muda. Rasa takut tertinggal akan trend sudah menjadi sesuatu yang dijalani dengan sadar tanpa paksaan. Tidak heran, banyak anak muda yang rela melakukan apapun demi mengikuti trend di kalangan mereka, khususnya yang mereka bagi di media sosialnya," ucap dia.
Â
Waspada FOMO pada Anak Muda
Fajar menyebut, untuk mengatasi hal tersebut, pentingnya literasi agar menggiring anak-anak muda mengganti FOMO menjadi Joy of Missing Out (JOMO) sehingga merasa tidak terlalu khawatir akan tertinggal oleh trend masa kini, dan lebih bertanggung jawab dalam menggunakan media sosial di keseharian mereka.
Kegiatan Literasi Digital ini, juga diisi dengan paparan dari Iksan Colly selaku Photographer Professional yang aktif juga di media sosial. Dia menjelaskan sudut pandangnya terhadap dunia digital.
"FOMO menurut saya sudah menjadi penyakit baru, karena membuat kita jadi ketergantungan dengan media sosial, yang akhirnya sering membuat kita mengikuti trend yang sebetulnya tidak kita sukai atau butuhkan. Sehingga kita secara sadar akan mengeluarkan uang yang berlebihan, karena ingin diakui dan sering mengarah kepada penipuan (cybercrime)," ucap dia.
"Karena saat ini sudah endemi, menurut saya kembalilah banyak berinteraksi secara langsung agar tidak ketergantungan gadget," jelas Iksan.
Â
Advertisement
Workshop Literasi Digital Akan Terus Berlanjut
Acara ditutup dengan pengumuman pemenang gimmick dan pembagian hadiah berupa uang elektronik pada peserta yang beruntung.
Selanjutnya akan diteruskan dengan Workshop Literasi Digital Berikutnya dilain hari dengan beragam tema yang tentu sangat akrab dengan kehidupan dan keseharian netizen asyik, diisi oleh para penggiat literasi yang sudah terpercaya dan berbakat di bidangnya.
Jadi, jangan sampai ketinggalan ya! Netizen Asyik bisa dapatkan informasi mengenai pendaftaran dan registrasi Workshop Literasi Digital daerah Papua dan Maluku di media sosial instagram @terasmaluku dan @seputarpapua.
Workshop Literasi Digital ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi.
Ada pun informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo Facebook Page dan Kanal Youtube Literasi Digital Kominfo.
Â
Status Literasi Digital Indonesia
Sebelumnya, status literasi digital di Indonesia pada 2022 mengalami kenaikan menjadi 3,54 yang termasuk dalam kategori "sedang", yang menunjukkan masih banyak ruang untuk peningkatan.
Dalam merespons kondisi tersebut, Kemenkominfo melalui Direktorat Pemberdayaan Informatika, Ditjen Aptika menyelenggarakan Program Literasi Digital Nasional dengan materi yang didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.
Dirjen Aptika Samuel Abrijani Pangerapan menyampaikan tujuan diadakannya Workshop Literasi Digital.
"Workshop diadakan dengan empat pilar adalah sebagai kurikulum literasi media digital yang mampu menjadi bekal bagi masyarakat khususnya warga indonesia timur Papua dan Maluku," kata Samuel.
Advertisement