Sukses

Bromo Bergemuruh, Okupansi Hotel di Probolinggo Anjlok

Padahal, aktivitas vulkanik Bromo ini momen langka yang sebenarnya bisa dilihat wisatawan dari radius aman.

Liputan6.com, Jakarta - Angka hunian penginapan di kawasan wisata Gunung Bromo anjlok, lantaran naiknya aktivitas vulkanik gunung tersebut sejak awal Desember 2015. Okupansi hotel jelang libur akhir tahun seperti saat ini biasanya sudah mencapai 90 persen. Kini, hanya berkisar 10 persen.
 
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) Probolinggo Jawa Timur, Digdoyo Djamaludin mengatakan momen libur natal dan tahun baru biasanya menjadi masa panen bagi industri wisata di sekitar Bromo, terutama hotel dan penginapan.
 
"Tapi karena naiknya aktivitas vulkanik Bromo, banyak tamu yang memilih membatalkan booking hotel. Wisatawan khawatir melihat situasi Bromo akhir–akhir ini," kata Digdoyo dikonfirmasi di Malang, Kamis (17/12/2015).
 
Menurut dia, banyak tamu yang sebenarnya sudah booking penginapan untuk 19 Desember 2015–2 Januari 2016. Namun mereka memilih membatalkan rencana itu setelah status Bromo naik dari Waspada level II menjadi Siaga level III.

Apalagi kawasan wisata kaldera Bromo yang terdiri dari savana, padang pasir dan kawah ditutup oleh Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) dari aktivitas wisata.

Probolinggo yang masuk kawasan wisata Bromo, punya 14 hotel dan 128 home stay dengan total 794 kamar. Pengelola hotel sebenarnya berusaha meyakinkan tamu, wisata di Bromo tak hanya di kaldera. Menikmati Bromo juga bisa dari Bukit Setya, Gunung Penanjakan dan Bukit Cinta.

"Aktivitas vulkanik Bromo ini momen langka yang sebenarnya bisa dilihat wisatawan dari radius yang aman," tandas Digdoyo.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menginformasikan kawah Gunung Bromo masih mengeluarkan asap kelabu tebal dengan tekanan kuat setinggi 1.500 meter, Kamis pagi. Asap ini mengarah ke barat laut-utara.

Video Terkini