Sukses

BNP2TKI: Evaluasi Kinerja 2015 Mantapkan Program Prioritas 2016

Dalam rangka memantapkan program prioritas dan strategis tahun 2016, BNP2TKI melakukan Evaluasi Kinerja tahun 2015.

Liputan6.com, Bandung Dalam rangka memantapkan program prioritas dan strategis tahun 2016, Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) melakukan Evaluasi Kinerja tahun 2015. Kegiatan ini masih merupakan rangkaian acara Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) BNP2TKI Tahun 2015 di Bandung, pada Jumat (18/12/2015).

Paparan evaluasi kinerja disampaikan oleh Deputi Kerjasama Luar Negeri Elia Rosalina, Deputi Penempatan Agusdin Subiantoro, dan Deputi Perlindungan Lisna Y Poeloengan. Turut hadir pula Kepala Dinas Tenaga Kerja Provinsi Jawa Barat Hening Widyatmoko sebagai narasumber.

Elia Rosalina menjelaskan selama tahun 2015, kedeputiannya telah melaksanakan kegiatan dengan baik, seperti membangun jejaring melalui Rapat Koordinasi dengan stakeholder terkait di luar negeri dan melakukan MoU (nota kesepahaman) dengan lembaga pendidikan maupun negara penempatan.

Ditambahkannya, ada 6 (enam) program yang sedang on going dengan negara penempatan, yaitu dengan Saudi Arabia dalam sektor Otomotif (saat ini telah dilakukan pilot project untuk 11 orang TKI ), penjajakan untuk sektor maritim industri dengan Singapore, program G to P untuk sektor hospitality dengan Macau dan Jepang, tindaklanjut menjadi MoU dengan Malaysia, dan perluasan kerjasama dengan CMS di Canada.

"Ada 5 (lima) sektor jabatan yang menjadi fokus di tahun 2016 yaitu Health, Hospitality, Manufaktur, Konstruksi dan Perminyakan, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk sektor jabatan lain. Untuk itu kedeputian KLN dan Promosi akan mencari demand sebanyak-banyaknya, selanjutnya tinggal menentukan skema penempatannya," ujarnya.

Deputi Penempatan BNP2TKI, Agusdin Subiantoro, juga memaparkan beberapa capaian kinerja tahun untuk kedeputiannya yaitu: Pertama, KUR (Kredit Usaha Rakyat) TKI yang sudah berjalan tetapu perlu didorong lagi realisasinya. Kedua, Rating PPTKIS yang sudah mulai dilakukan tahun ini, sebagai potret masing-masing lembaga penempatan TKI. Ketiga, Sosialisasi selama tahun 2015 telah melaksanakan sosialisasi di 33 Kabupaten/Kota pada 13 Provinsi yang dihadiri oleh 4.123 peserta.

Keempat, LTSP (Lembaga Terpadu Satu Pintu) yang menjadi fokus Kepala BNP2TKI di tahun 2016 utamanya akan dibuat di kantong-kantong TKI, seperti Jawa Barat dan Jawa Tengah. Kelima, Integrasi Sistem Rekomendasi Paspor yang dilakukan secara sistem dan paperless, harapannya adalah untuk menciptakan kemudahan, kemurahan dan kecepatan. Keenam, Pelayanan Pembayaran Non Tunai yang saat ini sudah berjalan untuk pembayaran asuransi, diharapkan sarana kesehatan dapat menyusul di tahun 2016.

Ketujuh, Pembenahan Sistem yaitu dengan memangkas bisnis proses penempatan TKI. Kedelapan, SIP (Surat Izin Pengarahan) yang saat ini sudah dilakukan di BNP2TKI dan diharapkan kedepannya sudah berbasis online dan antara SIP, SPR, dan pendaftaran sudah terintegrasi melalui SISKO-TKLN. Terakhir, PAP (Pembekalan Akhir Pemberangkatan) di tahun 2016 harus melakukan peningkatan kualitas instruktur melalui uji kompetensi.

Di sisi lain, untuk Kedeputian Perlindungan, Lisna Y Poeloengan mengatakan capaian kinerjanya selama tahun 2016 yaitu ada beberapa kegiatan Perlindungan yang mendapat perhatian di luar BNP2TKI, seperti pembentukan Helpdesk, program pemberdayaan daerah perbatasan, integrasi pemulangan TKI antara debarkasi dan embarkasi, penguatan pencegahan TKI non prosedural, dan pendataan kepulangan TKI.

(Adv)