Sukses

5 Pimpinan Baru KPK Diragukan, Ini Kata DPR

Menurut Nasir Jamil, jika ingin mempersoalkan calon pimpinan KPK seharusnya di pansel.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah pihak meragukan 5 pimpinan KPK yang baru saja dipilih oleh Komisi III DPR. Sebab dari kelima pimpinan tersebut, tidak ada yang memiliki latar belakang kejaksaan.‎

Menanggapi hal tersebut, anggota Komisi III Nasir Jamil menyatakan, proses pemilihan di DPR dilakukan setelah mendapat nama-nama dari Presiden Joko Widodo yang telah dipilih oleh Panitia Seleksi KPK. Ia mengibaratkan 8 capim KPK dari panitia seleksi (Pansel) sebagai buah apel dengan kualitas terbaik.

"Semua sudah ready, kalau mau dipersoalkan harusnya di pansel. Karena itu saringan pertama. Kami membayangkan semuanya sudah ready. Ibarat tutup mata semua sudah oke," kata Nasir dalam diskusi bertajuk 'KPK Jilid IV' di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (19/12/2015).

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini berujar, DPR hanya tinggal melihat capim mana yang memiliki kecenderungan untuk memenuhi harapan rakyat. Ia pun mengklaim suara DPR adalah suara rakyat.

"Atau memenuhi suara DPR? Bisa saja karena DPR representasi rakyat. Jadi representasi publik juga. Kita mewakili pilihan rakyat. Seperti saya yang dipilih oleh 62 ribu orang," ujar dia.

Selain itu, dia mengatakan, tidak mungkin Presiden Jokowi berlaku naif dengan membiarkan pansel memilih capim yang tidak berkualitas. Itu berarti, menurut dia, Presiden juga telah memilih terbaik dari yang terbaik.

"Presiden tentu saja sudah melakukan konsultasi dengan orang-orang beliau. Apakah nama-nama ini sudah oke? Presiden kan yang mengirimkan nama-nama capim yang sudah cocok ke DPR," ucap Nasir.


Nasir menuturkan, jika ke depannya KPK tidak sesuai harapan masyarakat, maka hal tersebut bukan hanya kesalahan salah satu pihak saja. "Ya salah kita bersama, seperti kata Pak Saut (Pimpinan KPK terpilih) semua bisa jadi setan," tutur Nasir.

Kekecewaan

Suara kekecewaan dengan terpilihnya 5 pimpinan baru KPK itu datang dari sejumlah kalangan. Salah satunya aktivis Indonesia Corruption Watch (ICW), Emerson Juntho. Dia menyebut terpilihnya pimpinan KPK yang baru adalah suatu hasil yang tidak menggembirakan.

"Setelah terpilihnya 5 pimpinan KPK, langit mendung. Kita kecewa. Kenapa? Tadi Pak Nasir sudah katakan ini pilihan DPR atas nama rakyat," ungkap Emerson di tempat yang sama.

Emerson berujar, ada ketakutan DPR saat memilih calon pimpinan KPK yang baru, sehingga yang terpilih tidak ada sama sekali yang memiliki pengalaman atau pernah bertugas di KPK sebelumnya.

"Saya lihatnya simple, pasti mereka tidak akan pilih yang akan memakan mereka. Makanya yang dipilih sahabat-sahabat DPR. Saya agak khawatir jangan-jangan DPR tidak ingin mengulangi kejadian yang sama," ujar dia.

Kejadian yang dimaksud adalah bagaimana KPK pada kepemimpinan sebelumnya banyak menangkap atau mengungkap korupsi anggota DPR maupun tokoh politik. DPR pun lantas memilih orang-orang yang dianggap paling 'lembek'.

"Kalau yang dianggap keras-keras kayaknya nggak akan dipilih. Kita anggap memang pilihannya bukan yang terbaik. Yang dipilih adalah mereka yang ingin jadikan KPK menjadi Komisi Pencegahan Korupsi," ujar dia.

"Dan mereka yang setuju akan revisi UU KPK yang sebenarnya akan melemahkan KPK," lanjut Emerson.

 

*Saksikan juga video musik dari The Rain
Â