Liputan6.com, Ngawi - Petugas Polres Ngawi menjaga ketat daerah perbatasan Provinsi Jawa Timur dengan Jawa Tengah guna mengantisipasi bentrok susulan pascaperistiwa pengeroyokan suporter Arema Cronus Malang di Kabupaten Sragen yang menyebabkan 2 orang tewas.
Kepala Bagian Operasional Polres Ngawi Kompol Suwarno di Ngawi, Sabtu mengatakan, penjagaan dilakukan dengan melibatkan anggota Brimob Polda Jawa Timur dan Kodim 0805 Ngawi.
"Penjagaan dilakukan untuk mengantisipasi arus balik ribuan suporter dan mencegah bentrokan. Sebanyak 200 personel Polres Ngawi disiagakan di sejumalh titik rawan, salah satunya di daerah perbatasan Provinsi Jatim dengan Jateng," ujar Kompol Suwarno, yang dikutip Antara, Minggu (20/12/2015).
Advertisement
Baca Juga
- Jelang Surabaya United Vs Arema, 2 Suporter Tewas di Sragen
- 2 Suporter Tewas, Pengendara Pelat L Diminta Waspada di Malang
- Penginapan Peserta Kongres HMI Diserang Suporter Bola
Ia menjelaskan, daerah perbatasan dinilai rawan karena biasanya digunakan transit oleh Bonekmania untuk menumpang truk guna mengurangi ongkos transportasi.
Tak hanya memperketat penjagaan, pihaknya juga menyisir beberapa titik yang dianggap rawan. Ini untuk membatasi agar kedua kubu supoter tersebut tidak bertemu.
Insiden pengeroyokan sebelumnya terjadi saat kedua rombongan berpapasan ketika mereka hendak menuju lokasi pertandingan babak delapan besar Piala Jenderal Sudirman di Sleman, Yogyakarta.
Peristiwa kerusuhan 2 suporter itu terjadi di SPBU Jatisumo Ngampal Sragen dan bengkel batas kota Nglorok Sragen, Sabtu 19 Desember 2015 sekitar pukul 04.15 WIB.
Lokasi bentrok tersebut berada sekitar dua kilometer dari gerbang perbatasan antara Provinsi Jawa Timur dengan Jawa Tengah.
Dua korban meninggal dari suporter Aremania Malang yakni Eko Prasetyo (30), warga RT 19/04, Pandesari, Batu, Malang dan sopir Suzuki Carry, Slamet warga Malang.
Babak delapan besar turnamen Piala Jenderal Sudirman mempertemukan Arema Cronus Vs Surabaya United di Sleman, Yogyakarta.