Liputan6.com, Jakarta - Strategi para begal dengan berpindah dari kelompok satu ke kelompok lain diakui cukup menyulitkan aparat dalam mengungkap aksi kejahatan. Kepala Subdirektorat Reserse Mobile Ajun Komisaris Besar Eko Hadi Santoso mengungkap licinnya aksi para begal asal Lampung ini.
Menurut Eko, terdapat beberapa kelompok begal asal Lampung yang beroperasi di Jakarta dan kota-kota sekitarnya. Namun, Eko tidak bisa memastikan berapa jumlah pasti kawanan bandit jalanan tersebut.
Pelaku kerap berpindah-pindah kelompok atau saling bertukar anggota walaupun pada dasarnya masing-masing kelompok begal tersebut saling terintegrasi di bawah bendera 'Begal Lampung Timur'.
Baca Juga
"Kelompok Lampung ini enggak bisa kami pastikan, si A anggotanya berapa, si B anggotanya berapa. Karena mereka sering bertukar anggota atau anggota mereka sering berpindah-pindah kelompok. Tapi tetap antar-kelompok asal Lampung saling kenal," kata Eko di RS Polri, Jakarta Timur, Senin (21/12/2015).
Meski demikian, polisi telah memetakan pergerakan mereka berdasarkan hasil analisis modus kejahatan dan pola kejahatannya. Misalnya, kelompok satu selalu menggunakan senjata api rakitan. Dari situ, polisi pun menyelidiki peredaran senjata rakitan asal Lampung Timur.
"Tapi kan kami analisis catatan kriminalitas mereka berdasarkan laporan-laporan yang kami terima dari masyarakat. Modus kejahatan misalnya di daerah A dan daerah B modusnya sama, polanya sama, itu kami lakukan analisis sehingga kami pantau pergerakannya, peredaran senpi-nya," beber Eko.
Minggu 20 Desember 2015, polisi meringkus 3 begal asal Lampung Timur, Abdul Fattah, Abdullah, dan Suleiman 'Kapten'. Kelompok ini dikenal sadis. Mereka tidak hanya melukai korbannya, tapi juga membunuh korbannya bila melawan.
Suleiman yang merupakan pemimpin kelompok tersebut tewas setelah dia berusaha kabur dengan merebut senjata petugas. (*)