Liputan6.com, Jakarta - Budayawan Sujiwo Tedjo menilai para pejabat di pemerintahan Jokowi-JK belum melakukan revolusi mental. Para pejabat masih punya pola pikir ingin dilayani, bukan melayani.
Pengawalan voorijder terhadap para pejabat negara, lanjut Sujiwo, merupakan contoh nyata.
"Budaya pelayanan masih tak sesuai dengan revolusi mental. Bagaimana mau revolusi mental, bila pejabat saja masih bersikap dilayani. Bagaimana menteri pakai voorijder, kalau mau revolusi mental saya rasa jangan pakai voorijder," ujar Sujiwo, dalam Haul ke-6 Gus Dur di Kantor DPP PKB, Jakarta, Selasa 22 Desember 2015.
Pengawalan voorijder tak mencontohkan revolusi mental, karena masyarakat biasa harus bermacet-macetan menembus jalan raya. Bahkan, seringkali voorijder menghalangi pengguna jalan lainnya demi sang pejabat.
Baca Juga
"Bagaimana mau dilayani, kalau pejabat ingin didulukan. Ini bukti yang paling hakiki yaitu lalu lintas. Karena lalu lintas cermin langsung," tutur dia.
Meski demikian, Sujiwo menerangkan penerapan revolusi mental membutuhkan waktu yang tak sebentar. Di masa mendatang, revolusi mental perlu juga menerapkan sistem reward and punishment.
"Revolusi itu membutuhkan waktu. Tak bisa satu atau dua kali jadi. Kalau disebut revolusi mental, maka yang menjadi kekurangan ini karena tak ada penghargaan atau punishment. Bila menjalankan penghargaan itu bagaimana, kalau tidak menjalankan bagaimana," pungkas Sujiwo.