Sukses

Annai Velangkanni, Gereja di Medan dengan 'Sentuhan Hindu'

Gereja itu didesain oleh seorang pastor bernama James Bharataputra dan dibantu ahli konstruksi bangunan Johannes Tarigan.

Liputan6.com, Medan - Tampak luar bangunan yang berlokasi di Jalan Sakura III Nomor 7-10, Perumahan Taman Sakura Indah, Tanjung Selamat, Medan, Sumatera Utara, itu bisa mengecoh para pelintas.

Atap berundak dengan warna dominan biru itu sekilas mirip dengan bangunan kuil umat Hindu di India. Namun jika diperhatikan lebih seksama, di beberapa pucuk atap tertancap simbol salib.

Bangunan unik itu ternyata berfungsi sebagai gereja bagi umat Katolik keturunan Tamil India di Medan serta dikenal sebagai Gereja Annai Velangkanni.

"Gereja dengan model seperti ini tidak hanya menjadi satu-satunya di Kota Medan, tetapi juga satu-satunya di Indonesia," kata Raj, pengurus Kompleks Graha Bunda Maria Annai Velangkanni, kepada Liputan6.com, Kamis, 24 Desember 2015.

Raj menuturkan gereja yang dibangun pada 2001 itu didesain seorang pastor bernama James Bharataputra yang dibantu ahli konstruksi bangunan, Johannes Tarigan.

 



Desain utama gereja itu terinspirasi dari arsitektur Indo-Mogul sekaligus gereja kedua berarsitektur serupa setelah di India Selatan. Gereja tersebut dihadirkan untuk mengakomodasi kebutuhan spiritual para umat Katolik keturunan India yang jumlahnya relatif banyak di Medan.

"Di dunia cuma ada 2 Velangkanni: 1 di India Selatan yang bentuknya lebih besar dan 1 lagi di Medan," ujar Raj.

Kesan kuil India langsung luruh begitu Anda masuk ke bagian dalam bangunan. Tidak ada patung dewa-dewi terpajang di sana, melainkan patung santo dengan berbagai ekspresi. Selain itu, deretan kursi-kursi panjang tertata rapi menggantikan suasana lesehan yang biasa terdapat dalam kuil.

Bukti toleransi antarumat beragama di Medan, Sumatera Utara.

Raj menyatakan Graha Bunda Maria Annai Velangkanni terbuka untuk umum. Tidak ada tiket masuk yang diberlakukan alias gratis bagi siapa saja yang ingin melihat, berziarah, serta mencari tahu sejarah tentang peristiwa kerohanian.

Dia menambahkan, "Di pintu gerbang jelas terlihat ornamen yang khas Sumatera Utara. Jadi, siapa saja boleh datang ke sini untuk beribadah dan melihat-lihat."

Bangunan yang terdiri dari 2 tingkat itu menjadi pemandangan menarik saat Natal tiba. Anda akan merasakan suasana seperti sedang berada di India karena mayoritas umat yang beribadah merupakan keturunan Tamil.

Suasana itu sempat membuat Ade Prihatni, salah seorang pengunjung dari luar kota, terkesima. Selain banyak detail gereja yang menarik mata, ia juga bisa merasakan arti sebuah toleransi.

"Baru kali ini kemari. Kaget awal-awalnya karena bentuknya unik dan cukup menggambarkan toleransi," ucap pengunjung asal Jambi itu.**