Sukses

Jokowi: Bendungan di Perbatasan RI-Timor Leste Selesai 2018

Menurut Jokowi, daerah yang memiliki masalah dalam ketersediaan air, seperti NTT harus diselesaikan secara serius dan benar.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Jokowi meresmikan pembangunan Bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT). Pemilik nama Joko Widodo itu menargetkan bendungan tersebut harus dapat dioperasikan pada 2018.

"Ini tuntas maksimal 3 tahun. Tolong dicatet sama warga, ini janjinya Pak Menteri. Kalau lewat, awas," ucap Jokowi sambil diiringi tepuk tangan para peserta yang hadir dalam acara tersebut.

Menurut Jokowi, daerah yang memiliki masalah dalam ketersediaan air, seperti Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) harus diselesaikan secara serius dan benar. Untuk itu, pemerintah akan membangun 7 bendungan di NTT.

"Karena provinsi yang lain nantinya cemburu. Kok di daerah lain belum juga dibangun bendungan, tapi di sini sudah dua. Nanti tambah lagi jadi tiga, empat, sampai tujuh bendungan," ‎ujar Jokowi.

Ayah 3 anak itu juga mengingatkan bahwa kedaulatan pangan hanya akan bisa dicapai bila mendirikan lumbung-lumbung pangan. Dan lumbung-limbung pangan dapat dibuat bila ketersediaan air melimpah.

"Lumbung-lumbung pangan kuncinya hanya satu, ada air. Air itu akan ada jika ada bendungan dan waduk," tutur dia.

Selain itu, Jokowi juga berharap bendungan ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air bersih dan pembangkit listrik. "Karena di NTT, listriknya masih sangat kurang, sangat jauh dari cukup," sambung dia.

Dalam lima tahun ke depan, pemerintah sudah merencakan pembangunan 65 bendungan guna mendukung kedaulatan pangan Indonesia. Bendungan atau waduk baru yang akan dibangun jumlahnya 49. Adapun 16 bendungan yang sudah berjalan pembangunannya akan diselesaikan.
‎
‎Usai memberikan sambutan, Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana membagi-bagikan sembako. Turut hadir pada acara groundbreaking ini, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti, dan Gubernur NTT Frans Lebu Raya.