Liputan6.com, Jakarta - Sejak Jakarta dipimpin duet Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), ada saja agenda khusus untuk merayakan malam tahun baru. Berbagai acara dan kirab budaya sengaja digelar untuk menghibur warga Jakarta.
Sayang, tradisi hiburan di era Jokowi mulai luntur saat tampuk Gubernur DKI Jakarta diserahkan kepada Ahok. Meski tetap ada acara, perayaan tidak semeriah saat Jokowi masih memimpin. Begini rangkuman perbedaan gaya keduanya dalam menyambut malam Tahun Baru.
Car Free Night (CFN)
Penyelenggaraan car free night (CFN) pertama kali dimanfaatkan Jokowi sebagai salah satu media masyarakat untuk menikmati malam pergantian tahun. CFN mulai dilaksanakan pada pergantian tahun dari 2012 ke 2013.
Baca Juga
Masyarakat bisa menikmati Jalan Sudirman-Thamrin yang lengang tanpa kendaraan. Tak ubahnya seperti Car Free Day (CFD), warga bisa melakukan berbagai aktivitas selama malam pergantian tahun. Pemprov DKI sengaja menampilkan beberapa stand dan panggung hiburan di sepanjang jalan protokol itu. Begitu pula dengan pagelaran budaya dari siswa sekolah.
Memasuki rezim Ahok, CFN memang tetap diadakan. Bedanya, waktu dimulainya CFN lebih malam, dari awalnya pukul 17.00 WIB menjadi pukul 19.00 WIB. Menurut Ahok, mundurnya waktu CFN untuk memberikan kesempatan bagi tamu hotel di sepanjang Jalan Sudirman-Thamrin untuk kembali ke hotel dan menikmati malam pergantian tahun.
Namun, perayaan pergantian tahun 2015 ke 2016 ini tidak akan ada lagi panggung hiburan sepanjang penyelenggaraan CFN. Warga hanya dipersilakan menikmati kondisi jalan utama Jakarta itu tanpa ada kendaraan.
Jakarta Night Festival (JNF)
Jakarta Night Festival (JNF)
Malam pergantian tahun 2013 ke 2014, Jokowi menyiapkan konsep acara yang jauh lebih matang dari tahun sebelumnya. Jokowi menyediakan 12 panggung hiburan sepanjang jalur CFN.
Tak tanggung-tanggung, Jokowi mengajak Raja Dangdut Rhoma Irama untuk meramaikan malam pergantian tahun. Pria asal Solo, Jawa Tengah, itu pun tidak mau ketinggalan untuk berduet dengan sang Raja Dangdut.
Di tangan Ahok setahun berikutnya, JNF tidak semeriah tahun sebelumnya. Hanya ada 9 panggung hiburan yang menghibur warga Jakarta di 9 titik yang berada di sepanjang Jalan MH Thamrin hingga Jalan Sudirman persimpangan Dukuh Atas.
Ahok pun memilih berjalan kaki dari Bundaran HI menuju Monas untuk mengisi JNF bersama Menteri Pariwisata yang juga meluncurkan Pesona Indonesia.
Perayaan saat itu tidak seramai sebelumnya karena bertepatan dengan berbagai tragedi yang terjadi di penghujung tahun. Sebut saja longsor di Banjarnegara, letusan Gunung Sinabung, meletusnya Gunung Kelud, hingga hilangnya pesawat Air Asia QZ8501.
Akhirnya, kemeriahan malam tahun baru diisi dengan doa bersama di samping berbagai acara hiburan lainnya.
Panggung Hiburan
Jokowi memang dikenal ingin selalu dekat dengan masyarakat, termasuk dalam hal mempersiapkan malam pergantian tahun. Pria kurus itu tidak segan menyiapkan berbagai panggung hiburan yang bisa dinikmati masyarakat secara gratis.
Rangkaian acara dimulai dengan penyelenggaraan car free night (CFN). Di awal kepemimpinanya sebagai Gubernur DKI Jakarta, baru panggung kecil dan pagelaran budaya dari siswa sekolah yang bisa ditampilkan untuk menghibur masyarakat saat menikmati CFN.
Beranjak ke tahun berikutnya, Jokowi langsung menggelar Jakarta Night Festival (JNF). Kirab budaya digelar, Jokowi berjalan dari Balaikota Jakarta menuju Bundaran HI. Di sana sudah menunggu 1 panggung besar tempatnya berduet dengan raja dangdut Rhoma Irama. Belum lagi 12 panggung hiburan dan tempat perayaan di setiap wilayah.
Beralih ke Ahok, tidak akan ada panggung hiburan selama penyelenggaraan CFN dalam pergantian malam Tahun Baru 2015 ke 2016. Acara hiburan tahun baru akan dipusatkan di Ancol.
Terdapat 2 panggung besar berdiri di Pantai Festival dan Pantai Karnaval Ancol. Kantong-kantong parkir disediakan bagi warga untuk memarkir kendaraannya bila tetap ingin menikmati malam pergantian tahun di Ancol.
Untuk menuju ke lokasi acara, 150 mobil Wara-Wiri disediakan. Mobil itu akan mengangkut warga dari kantong parkir menuju ke lokasi acara.
Meski dipusatkan di Ancol, warga tidak diwajibkan hadir karena Pemprov DKI Jakarta juga menyebar panggung hiburan di setiap wilayah di Jakarta.
Advertisement