Sukses

3 Teror Misterius di Ibu Kota

Sampai saat ini Polda Metro Jaya belum bisa mengungkap kasus ini. Pelakunya pun masih berkeliaran.

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 3 kasus penyerangan atau teror di Ibu Kota selama 2015 masih menyimpan misteri. Hingga kini Kepolisian Daerah Metro Jaya belum dapat mengungkap dengan terang perihal otak di balik aksi teror yang meresahkan masyarakat itu.

Berikut 3 aksi teror yang masih menyimpan misteri dan pelakunya masih bebas berkeliaran:

1. Penembakan Kantor ESDM

Kaca ruangan di lantai 4 Kantor ESDM, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, yang ditembus peluru. (Foto: Istimewa)

Sebutir proyektil ditemukan tergeletak di ruang Kepala Unit Pengendali Kinerja Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang juga Staf Khusus Menteri Widyawan Prawiraatmadja, Kamis siang, 10 September 2015 pukul 12.00 WIB.

Proyektil tersebut dipastikan menjadi menembus kaca ruang kerja Widyawan karena meninggalkan lubang berdiameter 10 cm.

Berdasarkan hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) polisi, diduga kuat ada seseorang yang dengan sengaja menembak ruang Widhyawan dari arah jalan layang Casablanca-Tanah Abang yang terletak 35 meter bersebelahan dengan Gedung Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM.

Pelaku diduga melepaskan tembakan dari dalam mobil saat melintas karena jalan layang tersebut diperuntukan khusus kendaraan roda empat dan lebih.

Pelaku diduga menggunakan senjata rakitan menyisakan lubang terlalu besar untuk ukuran senjata api pabrikan dan tidak berbentuk bulat rapi. Meski analisis senjata penembak dan asal tembakan sudah dikantongi, polisi masih kebingungan mencari motif pelakunya.

Pasalnya, di sekitar luar gedung tidak ada CCTV yang mengarah ke jalan layang dan di jalan layang sendiri tak ada CCTV. Hingga saat ini kasus penembakan kantor Kementerian ESDM masih dipenuhi spekulasi. Apakah teror kepada Staf Khusus Menteri ESDM, teror terkait mafia listrik, atau perbuatan usil koboi jalanan semata.

2 dari 3 halaman

Teror Kantor GO-JEK

2. Teror Kantor GO-JEK

Garis polisi terpasang di depan kantor Go-Jek pasca terjadi penembakan sekitar pukul 13.00 WIB, Jakarta, Minggu (1/11/2015). Polisi memastikan benda yang ditemukan bukanlah proyektil peluru senjata api. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Penyerangan kantor Pelatihan Pengemudi Go-Jek sempat menjadi perhatian. Awalnya polisi menyatakan pelaku menyerang dengan senjata api laras pendek. Hal ini berdasarkan kesaksian sekuriti gedung tersebut, Agus dan Fajar, yang mengaku bertatap muka dengan pelaku.

Peneror kantor yang terletak di deretan ruko Jalan Kemang Selatan VIII Nomor 56, Jakarta Selatan, ini diduga 2 orang pria yang berboncengan motor dari arah Antasari menuju Kemang.

Peristiwa itu terjadi Minggu pagi, 1 November 2015 pukul 10.35 WIB. Kala itu kantor memang sepi karyawan karena hari libur. Di lokasi kejadian, polisi mengamankan sebuah benda yang diduga proyektil. Secara kasat mata, benda tersebut jauh berbeda dengan peluru senjata api dan lebih mirip potongan kepala obeng.

Setelah Tim Subdit Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) bersama Inafis Polda, dipastikan proyektil tersebut bukan senjata api, melainkan diduga rakitan.

Selang sehari, 2 November 2015, polisi menegaskan bahwa insiden yang menimpa kantor Go-Jek tersebut bukan penyerangan menggunakan senjata baik api maupun rakitan. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti mengatakan pelaku hanya melemparkan benda yang mirip kepala obeng.

Hal itu terbukti dari rekaman CCTV ruko yang berseberangan dengan kantor Go-Jek. Terlihat, pelaku melemparkan suatu benda dengan tangan lalu kabur. Dari CCTV itu pun terlihat tidak ada satpam yang sempat berpapasan dengan pelaku.

Satpam mulai terlihat di halaman parkir ruko setelah pelaku menuntaskan aksinya dan melarikan diri.

Hingga kini identitas pelaku dan motif penyerangan belum dapat terkuak. Polisi berspekulasi motif penyerangan kantor Go-Jek dipicu masalah internal PT Go-Jek karena sebelumnya manajeman memecat beberapa pegawainya.

3 dari 3 halaman

Granat Duren Sawit

3. Granat di Duren Sawit

Sisa ledakan di Gedung Perkantoran Graha Multipiranti, Jalan Raden Inten, Duren Sawit

Granat genggam jenis manggis meledak di lobi Gedung Perkantoran Multipiranti Graha, Jalan Raden Inten 2 Nomor 2, Duren Sawit, Jakarta Timur, Senin, 16 November 2015 pukul 03.30 WIB. Akibatnya seorang satpam, Supriyatna, yang sedang piket malam menderita luka karena serpihan kaca dan granat. Ia pun dilarikan ke RS Islam Pondok Kopi.

Menurut keterangan salah satu rekan Supriyatna yang berdinas malam, Slamet, saat itu Supriyatna tengah berbaring di lantai sambil mengisi daya baterai ponselnya. Posisinya kurang lebih 2 meter dari sumber ledakan. Beruntung kondisi Supriyatna berangsur membaik setelah menjalani operasi pengangkatan serpihan yang bersarang di tubuhnya.

Polisi menganalisis bahan peledak yang digunakan pelaku adalah granat berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara Tim Subdit Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya. Ditambah lagi ada pin pengamanan granat yang ditemukan di lokasi beserta serpihan granat.

Granat manggis diketahui hanya digunakan kalangan tertentu dan tidak diperjualbelikan secara bebas di pasaran. Polisi pun telah memeriksa beberapa saksi, termasuk 12 perusahaan yang berkantor di gedung tersebut untuk mengusut motif di balik peledakan.

Karena gedung tak dilengkapi CCTV, polisi akhirnya juga mengambil rekaman CCTV di beberapa lampu lalu lintas yang diharapkan merekam pergerakan pelaku. Hingga kini penyelidikan kasus tersebut belum menemui titik terang.**