Liputan6.com, Jakarta - Selfie atau mendokumentasikan diri secara mandiri telah jadi tren masa kini. Selfie dilakukan agar tidak merepotkan orang lain. Tempat dan waktunya bisa di mana saja dan kapan saja. Suka-suka.
Baca Juga
Namun, selfie terkadang bisa menjadi bencana jika tidak hati-hati. Bukannya dokumentasi menarik yang didapat, justru petaka yang didapat.Â
Berikut sejumlah selfie yang berujung petaka yang dirangkum Liputan6.com sepanjang 2015:
Advertisement
Selfie Tersambar Kereta
Tomi Luki Saputra, warga Jalan Mangga, Kelurahan Kejuron, Kota Madiun tewas usai tersambar kereta api Bangunkarta, Sabtu 15 Februari 2015.
Pelajar Sekolah Menengah Kejuruan menjemput ajal saat asyik berfoto selfie dengan latar belakang kereta. Saat kereta lewat, korban masih asyik jeprat-jepret dengan temannya.
Rekan korban yang menyadari adanya kereta langsung menyelamatkan diri, sementara korban yang tidak sempat menyelamatkan diri tewas seketika tersambar kereta.
Selain satu korban tewas, satu rekan korban lainya terluka dan dilarikan ke rumah sakit Dr Seodhono, Madiun. Sementara 3 rekan korban yang selamat diamankan di kantor polisi karena shock.
Advertisement
Selfie Maut di Gunung Merapi
Eri Yunanto, mahasiswa Atmajaya Yogyakarta meregang nyawa usai terjatuh ke kawah Gunung Merapi. Eri jatuh ke kawah Gunung Merapi karena terpeleset seusai foto selfie dari atas puncak batu.
Sebelum menaiki batu Puncak Garuda, ada pendaki lain yang berhasil naik kemudian menuruni batuan tersebut. Sebelum akhirnya tiba giliran Eri yang menjajal nyalinya.
Eri yang baru pertama mendaki Gunung merapi terjatuh ke kawah Merapi sedalam 200 meter karena ragu ragu pada saat turun dari Puncak Garuda.Â
Tim gabungan SAR BPPD Boyolali berhasil menemukan Eri pada Sabtu 16 Mei 2015.
SAR Mission Coordination BPBD Boyolali, Kurniawan Fajar Prasetyo, mengungkapkan tim penyelamat menemukan Eri dalam keadaan meninggal.
"Saat ditemukan di dalam kawah, korban sudah meninggal dunia," jelas Kurniawan, 16 Mei 2015.
Digulung Ombak Saat Selfie
Asyik berfoto selfie 2 wisatawan asal Jakarta dan Bekasi tenggelam di Pantai Ujung Genteng tepatnya di Pantai Pasir Putih lokasi konservasi penyu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
"Kedua wisatawan diketahui bernama Erwin Gunawan (26) warga Kelapagading, Jakarta Utara dan Kristina K Siregar (26) warga Bekasi, Jabar," kata Ketua Foruk Koordinasi SAR Daerah (FKSD) Kabupaten Sukabumi, Okih Fajri di Sukabumi, Sabtu 18 Juli 2015.
Kejadian berawal saat korban asyik berfoto selfie di kawasan konservasi penyu, Desa Pangumbahan Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi.
Petugas dari Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Kabupaten Sukabumi sudah mengimbau keduanya untuk menjauh dan tidak bermain-main di lokasi karena ombak tengah tinggi
Instruksi dari petugas penjaga pantai tidak diindahkan oleh keduanya, dan ombak tinggi langsung menggulung dan menyeret keduanya hingga ke tengah laut.
Petugas SAR yang tengah berjaga dibantu dengan warga sekitar mencoba menolong keduanya, namun nahas satu wisatawan yakni Erwin tewas saat diangkat ke darat dan rekannya, Kristina selamat namun kritis dan harus menjalani perawatan medis RSUD Jampang Kulon.
Menurutnya, di lokasi kejadian musibah sudah dipasang rambu-rambu tanda bahaya dan larangan untuk berenang atau berfoto selfie.
Namun, jumlah wisatawan yang tidak sebanding dengan jumlah pengaman, membuat petugas kewalahan dalam menjaga setiap aktivitas wisatawan.
Advertisement
Meregang Nyawa Usai Selfie di Pantai Baron
Jangan selfie jika tidak ingin berakhir jadi petaka. Ini yang terjadi pada Ateta Sembiring Bojong Soang, wisatawan asal Bandung, di Pantai Baron, Gunung Kidul, Yogyakarta. Ateta jatuh dari atas batu usai berfoto.
Sekretaris SAR Linmas korwil II Pantai Baron Surisdiyanto menjelaskan saat itu sekitar pukul 09.10 WIB, Ateta dan rombongan bermain air di sekitar Pantai Baron. Ateta lalu menuju ke sebuah batu di tepi Pantai Baron. Namun tidak lama kemudian ia terjatuh.
"Setelah menepi mereka melakukan foto selfiedengan rombongannya di sekitar batu. Sekitar kurang lebih 10 menit tiba-tiba jatuh kemudian mata merah, wajah pucat dan kejang-kejang," kata Surisdiyanto di Gunungkidul, Selasa (29/12/2015).
Dia mengatakan saat itu timnya sedang berpatroli dan langsung memberikan pertolongan. Sayang kondisi korban terus memburuk, sehingga tim SAR membawanya ke Puskesmas Tanjungsari. Namun belum sampai di Puskesmas, korban sudah meninggal dunia.
"Saat diberi pertolongan korban masih bernafas, tapi kelihatan mengalami sesak nafas," ujar dia.
Usai mengetahui korban meninggal, tim SAR lalu membawa ke RSUD Wonosari untuk divisum.