Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo meresmikan terminal baru, yakni Bandar Udara Wamena dan Bandar Udara Kaimana. Bandara ini yang telah dinanti oleh masyarakat Papua, terutama yang tinggal di pegunungan tengah Papua.
Menurut Jokowi, kondisi geografis dan bentang alam pegunungan bukanlah penghalang untuk melakukan pembangunan di Wamena dan Kaimana.
"Kondisi alam adalah tantangan yang harus dijawab dengan mempercepat pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, pelabuhan dan bandara, serta mempercepat penyediaan moda transportasi, khususnya moda transportasi udara," kata Jokowi di Bandar Udara Wamena, Papua, seperti dikutip siaran pers dari Tim Komunikasi Presiden, Rabu (30/12/2015).
Dalam pengamatan Jokowi, terminal di Wamena ini jauh lebih bagus dari terminal yang ada di Jawa. Konektivitas antarkabupaten, propinsi, dan pulau memang membutuhkan infrastruktur bandara dan pelabuhan.
"Karena itu 5 tahun ke depan kita fokus pada infrastruktur, sehingga mobilitas manusia dan arus barang bisa lancar," ucap Jokowi.
Anggapan bahwa pembangunan infrastruktur di Papua bukan hal mudah, menurut Jokowi, tidak boleh dijadikan alasan.
Baca Juga
"Sebab, jika itu terus alasannya, maka tidak akan pernah terbangun infrastruktur Papua. Saya percaya setiap permasalahan pasti ada solusinya, termasuk dalam hal pembangunan Papua," ujar dia.
Jokowi menyatakan Bandara Wamena dan Bandara Kaimana memiliki posisi strategis. "Bandara Wamena dan Kaimana adalah pintu gerbang yang menghubungkan warga pegunungan tengah Papua dengan daerah-daerah lain di seluruh Indonesia," kata dia.
Saat ini Bandara Wamena memiliki terminal yang mampu melayani 282 penumpang. Dengan landas pacu sepanjang 2.175 meter, Bandara Wamena akan menjadi bandara tersibuk kedua di Provinsi Papua.
Untuk itu Jokowi meminta Kementerian Perhubungan dan pemerintah daerah untuk bersinergi guna meningkatkan pelayanan.
"Sinergi adalah kata kunci dalam meningkatkan pelayanan pada rakyat Papua," kata Jokowi.
Pada kesempatan ini, Jokowi bukan hanya meminta peningkatan dalam hal pelayanan di bandara. Maskapai penerbangan juga harus memperhatikan kondisi pesawatnya.
"Tidak boleh ada kompromi atas keselamatan penumpang dan keamanan penerbangan, terlebih akan terbang di tengah area pegunungan," ucap Jokowi.**