Liputan6.com, Jakarta - Transjakarta Feeder hasil peremajaan Kopaja baru saja diresmikan dan beroperasi di beberapa koridor bus Transjakarta. Tapi rupanya masih ada saja kekurangan, seperti tidak jelasnya rute dan kernet, serta mekanisme pembayaran.
Kondisi ini kembali membuat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meradang. Menurut pria yang kerap disapa Ahok itu, hal kecil seperti itu harusnya tidak terjadi.
"Ya itu menurut saya Transjakarta sederhana sekali, tinggal masukin atau teriak-teriak saja pakai kernet. Bilang gratis, gratis. Makanya kan tinggal ngomong, tempelin kek, apa kek," ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta, Rabu (30/12/2015).
Tidak adanya kernet juga menjadi masalah lain. Transjakarta Feeder tanpa kernet ditemukan di Koridor VI. Menurut Ahok hal ini tidak seharusnya terjadi karena sudah berada di bawah PT Transjakarta bukan lagi Kopaja tunggal.
"Iya, harusnya juga ada kernet dong. Kita kan sudah hitung dan kenapa kernet dihilangkan. Harusnya ada kernetnya," sambung Ahok.
Baca Juga
Hal ini membuat Ahok marah. Dia menilai, masalah bukan para minimnya sosialisasi tapi lebih karena ketidakpahaman mengelola bus.
"Makanya saya bilang dia (Transjakarta) enggak ngerti manajemen bus. Enggak perlu cari penumpang kok apa yang susah sih," pungkas Ahok.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meresmikan 320 unit bus Kopaja ukuran sedang sebagai armada Transjakarta Feeder atau angkutan pengumpan Transjakarta pada 22 Desember 2015. Bus tersebut rencananya beroperasi di 6 usulan rute.
Keenam rute yang akan siap dioperasikan adalah Monas-Pantai Indah Kapuk sebanyak 30 bus, Ragunan-Monas sebanyak 50 bus, Ragunan-Dukuh Atas sebanyak 50 bus, Lebak Bulus-Senen via Stasiun Cikini sebanyak 80 bus, Blok M-Manggarai via Stasiun Manggarai sebanyak 40 bus, dan rute lainnya yang masih dirundingkan sebanyak 70 bus.